Ads Top

Bagaimana Mendapatkan Air Bersih Sepanjang DAS?

Saat ini, hampir disetiap rumah memiliki air bersih yang diperoleh dari air galon atau kemasan. Apakah zaman sudah berubah sehingga kita tidak lagi butuh air bersih yang mengalir disepanjang sungai dan tergenang dipemandian umum?

Disepanjang aliran sungai ini warga yang hidup harus merasakan air hijau, kotor dan bau. Begitupun hidup dilingkungan ini telah menjadi rutinitas biasa,.. biasa merasakan sakit kulit dan penyakit perut lainnya. Yang paling mengenaskan, dilingkungan seperti ini mereka pun masih sanggup membuang sampah, seakan-akan sungai adalah tempat terbaik atau memang merasa jauh dari penampungan sampah.

sampah sungai, limbah sungai

Mungkin untuk air minum bukan masalah besar, bagaimana mereka yang tinggal di daerah aliran sungai dimana sepanjang aliran kini dipenuhi sampah dan limbah. Lihat saja, mereka masih ada makan dan minum dari air sungai, bahkan ketika saya singgah disalah satu kedai mereka menggunakan air sungai untuk mencuci piring dan gelas. Bagaimana rasanya jika Anda tahu makanan yang disuguhkan dicuci dan dimasak dari air kotor?

Kebutuhan air bersih tampaknya menjadi masalah penting diwilayah pinggiran kota, kebanyakan mereka mendirikan rumah dan pondok tanpa izin. Sehingga sewaktu-waktu curah hujan meningkat dan banjir melanda sepanjang DAS, hal ini sudah biasa dan mereka sudah mengerti resikonya. Sebab itu kebanyakan rumah yang mereka bangun bukan permanen hanya dari daun rumbia dan kayu. Begitupun bukan tanpa resiko, ketika banjir bandang tiba, rumah seperti ini bisa lenyap dalam hitungan detik.

Warga Butuh Air Bersih Sepanjang DAS


Sulit rasanya mengatakan bahwa kehidupan di DAS sangat memprihatinkan, tidak hanya dikarenakan masalah air bersih, tetapi masalah sosial ekonomi pun sudah bercampur aduk dilingkungannya. Lalu, apa peran pemerintah disana?

Banyaknya instansi dan abdi pemerintah yang bertugas diwilayah ini, mulai dari tingkat kecamatan, dinas kesehatan, dinas kebersihan, hingga departemen, ternyata dari dulu hingga kini tidak menghasilkan pembaharuan mengesankan. Apa yang sudah mereka lakukan terhadap warga DAS saya rasa hampir tidak ada. Jika sejak dulu para abdi negara menjalankan tugasnya dengan benar, saya yakin DAS tidak sekotor ini, dan Puskesmas tidak seramai saat ini.

Tak adalah penyelesaian yang bisa mengatasi bagaimana agar sampah ini tak terbuang ke sungai? Bukankah instansi bisa meletakkan beberapa post penampungan sampah disekitar pemukiman? Yang terpenting setelah ini adalah sosialisasi bagaimana warga lebih menyadari tentang air bersih untuk konsumsi sehari-hari. Sekalipun instansi kesehatan terkait mengucurkan dana lebih banyak untuk menanggulangi penyakit yang ditimbulkan, bukan berarti mereka bisa mengatasi usia pendek.

Anehnya, jika kita bertanya kepada abdi negara 'mengapa tak ada tindakan yang merubah kebiasaan warga', mereka menjawab tentang kekerasan lingkungan yang sulit mensosialisasikan pada warga keras kepala, atau lebih buruk lagi tak ada dana tambahan. Jadi, untuk apa pemerintah membayar mereka setiap bulan?
Sosialisasi air bersih tak butuh dana, hanya membutuhkan kemampuan berbicara dan pendekatan pada warga walaupun ini butuh waktu yang cukup lama, tapi setidaknya kita tidak menyerah.

Penggusuran warga disekitar DAS tidaklah mudah, ini membutuhkan biaya yang besar dan terkadang banyak warga yang menolaknya. Ada cara lain yang mungkin bisa membantu untuk sementara dalam penyediaan air bersih.
  • Pemerintah bisa membangun beberapa titik tempat penampungan dan pemandian umum dimana air bersih diperoleh dari PAM, atau setidaknya menggunakan tehnik penyaringan air bersih yang diambil dari sungai.
  • Menyediakan beberapa tong sampah yang besar disekitar pemukiman DAS untuk mengurangi pencemaran air sungai.
  • Setelah kedua langkah diatas berjalan, petugas pemerintah cukup memelihara perangkat sekaligus sosialisasi kepada warga, dan jangan bosan jika nantinya banyak yang merasa keberatan. 

Jika alasan instansi itu karena pabrik yang berdiri disepanjang DAS, saya rasa lebih mudah menertibkan pabrik dibanding menertibkan pemukiman warga. Pemerintah butuh petugas-petugas yang 'tahan banting, berjiwa ulet dan berpikiran cerdas' untuk menghadapi kekerasan lingkungan warga. Bukan dengan membersihkan DAS sepanjang tahun jika rutinitas mereka tetap sama, karena masalah air bersih pula yang menyebabkan pengeluaran anggaran daerah terbuang tanpa ada penyelesaian akhir.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.