Ads Top

Benarkah Kita Butuh Mobil Murah?

Benarkah bangsa kita membutuhkan mobil murah yang dijual dibawah kisaran harga seratus juta? Apakah kebutuhan masyarakat kelas bawah sudah sepantasnya memiliki kenderaan pribadi? Atau sebenarnya yang kita butuhkan bukan mobil murah.

Baik, mari kita lihat sejenak tentang sejarah mobil nasional yang sudah didambakan warga kita sejak zaman kepemimpinan Presiden kedua. Sejauh mana kita membutuhkan mobil nasional, dan mungkin di era orde baru sudah cukup pantas kita memiliki mobil murah sekaligus mobil nasional. Karena pada waktu itu harga bahan bakar terjangkau dan harga tukar dollar tidak setinggi saat ini. 

Bayangkan saja, pada waktu peluncuran mobil murah Timor dan Bimantara saat itu dibandrol sekitar 30 hingga 40 juta rupiah, padahal semua produk dari luar hanya berganti nama. Begitupun sudah sangat murah. Banyak juga kritikan yang mengabarkan mobil murah ini terbuat dari kaleng, tapi faktanya warga kelas bawah benar-benar bisa menikmati, apalagi didukung harga bahan bakar terjangkau.

Kemudian muncul lagi berita segar, dimana Texmaco pada awal tahun 2000 berencana meluncurkan mobil murah, sayangnya cita-cita ini kandas sejak pemilik perusahaan dinyatakan bunuh diri. Seingat saya, desain mobil murah Texmaco MPV 1800 cc mirip dengan Toyota Kijang kapsul (Krista) yang akan dijual seharga 50 jutaan. Texmaco membuat keseluruhannya, bukan impor dari produsen luar. Tetapi pada akhirnya Texmaco hanya memproduksi jenis Truk yang sering kita lihat saat ini, Truk Perkasa.

Anak bangsa juga pernah meluncurkan mobil murah untuk angkutan umum yang dahulu sering saya lihat melintas dijalanan, Kancil. Mobil ini direncanakan menggantikan bajaj tetapi sayangnya pemerintah tidak menanggapi teknologi ini sehingga mobil ini kandas ditengah jalan. Ada beberapa rencana mobil nasional yang nyatanya tidak ada dukungan pemerintah, daftarnya bisa dilihat di Mobil Nasional Indonesia

becak barang, pasar pagi, becak motor
Butuh pengangkut murah, bukan mobil murah....
Mengapa rencana mobil nasional kandas? Mungkin salah satu penyebabnya disebabkan tidak adanya peran pemerintah yang mengatur undang-undang tentang alih teknologi, dimana setiap produsen mobil luar negeri diperkenankan menjual. KKN sampai saat inipun masih tetap berjalan, dimana produsen mobil luar negeri tetap mengupayakan agar negara kita menjadi konsumen loyal. Lalu, apakah kita benar-benar membutuhkan mobil murah sementara bahan bakar saat ini pun sudah impor untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri?

Mobil Murah Atau Peralatan Murah?

Apakah pemerintah kita sadar bahwa pertanian dan perikanan kita sedang dalam keadaan genting? Tidakkah mata mereka terbuka lebar ketika kita saat ini membeli hasil bumi dari luar? Beras, kedelai, dan buah-buahan adalah salah satu bukti yang mengatakan bahwa petani kita mengalami kesulitan. Sama halnya seperti peternakan dimana kita terus mengimpor daging dari Australia.

Saya tidak yakin mobil murah nantinya mendapatkan pasar dan respon masyarakat kalangan bawah. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari pun terkadang mereka kesulitan, apalagi harus membeli mobil kisaran harga 80-100 juta. Bahkan peralatan yang digunakan petani dan nelayan masih usang dan memprihatinkan, seperti traktor dan kapal nelayan. Tak heran jika hasil bumi dan pasokan ikan negara kita tidak mencukupi dalam negeri, mereka tidak didukung peralatan murah.

Seperti halnya penarik becak diatas, apa yang dia butuhkan bukan mobil murah melainkan peralatan murah termasuk pengangkut. Dengan ukuran dan kemampuan kenderaan roda dua, berapa kali mereka harus menjemput barang dagangan? Ini menjadi faktor yang menyebabkan harga dipasar naik karena angkutan yang digunakan lebih banyak menggunakan bahan bakar. Seandainya mobil Kancil bisa menggantikan kenderaan roda tiga dan modifikasi pengangkut sejenis, tentu masyarakat bawah akan mendapat keringanan dalam hal ekonomi.
Ada berapa banyak orang yang sanggup membeli mobil murah yang baru-baru ini diluncurkan? Jumlahnya pasti lebih banyak yang membutuhkan alat-alat murah untuk pertanian, perikanan, peternakan, dan angkutan para pedagang pasar pagi.
Tanpa peluncuran mobil murahpun, masyarakat kita masih tidak sanggup membeli mobil bekas seharga 50 juta, apalagi diatas 80 juta. Setidaknya pemerintah kita cermat menanggapi kemajuan teknologi, bukan kemajuan pasar automotive. Mengapa pemerintah sampai saat ini tidak pernah mendukung penuh mobil nasional? Bahkan truk Perkasa milik Texmaco sampai saat ini dikabarkan sudah tidak produksi lagi.

1 komentar:

  1. Daripada mobil murah. lebih baik angkutan umum murah..

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.