Ads Top

Rutinitas Anak Pemulung Harus Segera Digantikan

Dua orang anak pemulung yang membawa karung melintas disepanjang jalan mencari barang bekas hanya untuk membantu orang tua memenuhi nafkah keluarga, satu kenyataan bahwa kita dikelilingi orang-orang yang merasa kesulitan ekonomi.

Apapun itu, bantuan yang diberikan pemerintah kepada warga miskin ternyata masih tidak memenuhi kebutuhan hidup. Ada berapa banyak anak-anak usia sekolah yang turut mencari nafkah? Ini adalah salah satu contoh kecil yang bisa kita temukan sehari-hari, anak pemulung menyusuri jalanan kota tanpa mengenakan alas kaki.

Bahkan anak pemulung lebih nyaman tanpa menggunakan sendal, mungkin lebih mudah menyusuri medan yang penuh dengan pecahan kaca, benda tajam, paku berkarat, atau mungkin tak sanggup membeli sendal, siapa yang tahu? Rutinitas ini dikerjakan anak-anak usai sekolah, dalam kehidupan mereka tak ada jam tambahan pendidikan yang kerap dilakukan anak-anak yang mampu. Betapa menyedihkan melihat nasib anak-anak diusia mereka yang terpaksa mengorbankan masa bermain dan belajar demi mengisi sejengkal perut.

anak pemulung, pemulung medan

Apakah ada diantara para pejabat-pejabat itu yang melihat situasi ini? Banyak,…. Tapi banyak pula yang merasa untuk mengembalikan modal pemilu dan menyokong kepentingan partai. Dan mungkin diantara banyaknya pejabat yang tidak perduli, hanya ada segelintir yang memperhatikan kelangsungan ekonomi rakyat kecil. Yang segelintir itu bisa berbuat apa? Toh hasil suara ditentukan pilihan yang terbanyak!

Apakah ada terlintas dalam fikiran kita, bagaimana mengupayakan hidup anak pemulung menjadi lebih baik? Apakah kita terus berdiam diri? Apakah saya sendiri hanya berani berucap tanpa berbuat apapun? Dan kian hari jumlah anak pemulung semakin banyak, tapi tidak sedikit pula yang berpura-pura hidup dijalanan hanya untuk mencari kehidupan yang lebih mapan. Sehingga kita sendiri pun merasa tertipu ketika mengulurkan tangan kepada anak-anak jalanan.

Langkah Pemerintah Terhadap Anak Pemulung

Bagaiman harapan kita terhadap pemerintahan mendatang? Karena pemerintahan saat ini menurut saya tak memperdulikan nasib warga miskin, terlebih nilai kurs dollar yang melonjak mempengaruhi beberapa bahan makanan. Jika satu orang penduduk kita perduli dengan kehidupan seorang anak pemulung, tentu tak ada anak-anak yang harus dikasihani. Membiarkan mereka hidup sebagaimana anak-anak lainnya yang merasakan bermain dan belajar.

Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah (mungkin) memfokuskan program kemandirian usaha kepada orang tuanya dan bantuan modal usaha yang tepat guna. Jadi, mereka yang mencari barang bekas bukan anak pemulung melainkan usia dewasa yang telah tamat sekolah. Pemberdayaan ini tentu akan merangsang laju ekonomi dan secara otomatis mengatasi pengangguran.
Menggantikan pekerjaan yang dilakukan anak pemulung tentunya akan berimbas positif selain mengurangi angka pengangguran, tetapi juga menambah hasil kerja lebih profesional.
Disisi lain, anak-anak tersbut terus belajar untuk mengisi negara kita dimasa mendatang. Tidak ada yang dikurangi, pemulung sangat penting untuk mengatasi sampah dan juga bisa membantu nilai ekonomi masyarakat. Hanya saja pemberdayaan anak pemulung yang kurang tepat dan harus dihapuskan.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.