Ads Top

Wanita Tangguh, Pedagang Koran Lampu Merah

Siapa yang pantas kita sebut wanita tangguh yang saat ini masih bertahan di negara tercinta? Mereka tak jauh dari lingkungan dimana kita beraktifitas sehari-hari, mereka melawan terik sinar matahari, sekalipun hujan mengguyur tak menyurutkan semangat untuk berjuang hidup.

Mungkin, dari seribu orang yang mengalami kesulitan ekonomi ada satu wanita yang berusaha keras menutupi kebutuhan hidup, dan ada lebih dari satu orang yang langsung menyerah atau bahkan menghabisi riwayat diri sendiri. Hidup itu penuh perjuangan, dimana kita melihat nasib anak bangsa terinjak-injak bahkan keadaan sosial yang rendah pun mereka masih sanggup menggandeng tangan orang lain.

wanita tangguh, pedagang koran

Maka dia,... menurut saya adalah sosok inspirasi yang menggambarkan kuatnya seorang wanita, betapa hebatnya seorang ibu yang tanpa menyerah membesarkan anak-anaknya dari mengais rezeki halal yang diperoleh disetiap persimpangan lampu merah. Kendati hujan turun, wanita tangguh tak kehilangan jalan menutupi dagangan koran dengan plastik.

Wanita Tangguh Di Abad Baru


Siapa sosok yang pantas menyandang Wanita Tangguh di abad ke-21 ini? Pastinya saya tak akan memilih wanita-wanita yang pernah menjabat di pemerintahan, karena mereka melupakan makna dari "jenis kelamin" sendiri, mereka tak menghargai tanpa mewakili wanita tangguh lainnya, bahkan wanita-wanita pejabat itu telah mencoreng nama 'ibu' mereka.

Bukan sebuah kisah yang menceritakan pedagang koran, tetapi mari kita lihat bagaimana jalan yang mereka tempuh untuk mempertahankan kehidupan keluarganya. Dari banyak wanita tangguh yang saya temui dalam hidup, kebanyakan mereka tanpa suami yang memikul beban tanggungan dimana harus membesarkan anak-anaknya sendirian,... tapi mereka tak pernah mengeluh.

Maka kusandangkan gelar kehormatan bagimu, salah satu seorang 'Wanita Tangguh' yang tak pernah mengharap belas kasih orang lain, tanpa harus menunggu uluran tangan. Apa yang bisa kita perbuat? Apakah kita hanya sebagai penonton diantara orang-orang yang setengah mati berjuang melawan hidup? Dan temanku berkata "Berapa harga koran? Bukankah lebih baik kita membeli dagangannya seharga 2500 rupiah yang secara langsung mengurangi empat batang rokokmu?"
Jikalau lima puluh orang lelaki perokok yang melintas di persimpangan lampu merah masing-masing membeli koran dagangannya, tentunya mereka sangat mulia. Mereka berani menukar empat batang rokok dengan membantu perjuangan wanita tangguh, dan wanita-wanita ini tak harus berjemur hingga sore hari....
Siapa terfikir sampai kesana, dan setiap pria perokok yang duduk dalam mobil (mirip aquarium) itupun tak pernah membuka kacanya, tak tersentuh hatinya. Kita bukan membicarakan kesulitan hidup yang menyangkut ekonomi, tapi siapa lagi yang diharapkan wanita tangguh? Ada banyak cara, bahkan seorang mahasiswi pun sanggup membeli cokelat seharga 5000 rupiah saban hari tapi tak menyadari kaumnya yang lain kesulitan.

Kita masih banyak berharap adanya perbaikan ditubuh pemerintahan dengan apa yang mereka sebut 'Kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia'. Tapi cara yang paling cepat menumbuhkan ekonomi kecil hanya dengan cara 'membeli' yang diperdagangkan wanita tangguh ini, tidak sulit dan tidak memberatkan, sekaligus membantu saudara-saudaramu.

1 komentar:

  1. Karena inilah aku mau membiasakan membeli koran dijalan. bukan langganan. dan kalau bisa lebihkan jumlah uangnya dan jangan terima kembaliannya.. :)

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.