Ads Top

Krisis, Mereka Berniat Pulang Kampung

Aneh memang, ketika seseorang ditanya mengenai kehidupan mereka umumnya mengatakan ingin kembali ke kampung halaman. Itupun kalau berniat, tetapi pada saat dan kondisi saat ini keinginan itu pudar seiring rusaknya tatanan pemerintahan, terlebih ekonomi dimana nilai tukar dollar terus melejit. Terang saja, sebagian besar masyarakat kita terkena imbas kejutan yang saya anggap terlalu dini dirasakan warga.

Pulang kampung, ya.... dan tidak semua perantau menginginkan rasa kampung halaman setiap saat, setiap tahun, bahkan ada yang berfikir bijak untuk tidak sesering mungkin ke kampung halaman. Ini fenomena, ketika tahun 1990-an banyak orang memijakkan kakinya ditanah kelahiran, padahal waktu itu kenderaan pribadi tidak seramai saat ini. Orang-orang masih senang membeli tiket bus, warga banyak yang menaiki kenderaan pengangkut barang seperti truk, tapi semua itu akan sulit terlihat di saat ini.

Kolam teratai, Kampung Halaman

Ada banyak alasan kenapa seseorang ingin kembali ke kampung halamannya, tidak adanya kesempatan bekerja, peluang usaha semakin sempit dimana daya beli masyarakat semakin berkurang ditengah berkecamuknya krisis ekonomi, bahkan ada sebagian orang pulang kampung karena di PHK. Kampung halaman merupakan pilihan satu-satunya dimana mereka yang masih memiliki aset tanah bisa bertahan hidup, bagaimana dengan orang-orang yang hanya memiliki rumah? Dan semua ini semakin kompleks.

Tidak menyalahkan ekonomi yang telah bergulir dan berubah sejak era reformasi, tapi inilah kenyataan diseluruh dunia. Kita masih bersyukur fenomena yang terjadi di Eropa tidak terjadi di negara ini, gelombang migrasi besar-besaran hanya untuk bertahan hidup. Inilah dunia.... dimana kita tidak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi esok.
Tetapi satu hal yang harus kita garis bawahi, apa yang bisa kita lakukan untuk negara, untuk bangsa,... ketika semua orang sibuk mengurusi isi perutnya dan kepentingan masing-masing. Bersabarlah, kita sedang krisis mental, kerisis politik dan ekonomi!
Tidak banyak orang-orang yang sabar, kebanyakan dari mereka malah menginginkan sesuatu yang umumnya diraih dengan cara singkat. Bagaiamana kita menyikapi kehidupan ini, bukan hanya dengan doa dan usaha, tetapi tidak luput dari kerjasama dan bantuan orang terdekat kita. Berapa banyak orang yang melakukan pilihan bijak? Diantara sepuluh orang mungkin hanya dua atau tiga orang saja yang pulang kampung setiap tujuh tahun sekali. Pilihan bijak, mengalihkan dana setiap tahun untuk kebutuhan lain yang lebih bermanfaat. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.