Ads Top

Berdiri Tegak Dada Membusung, Ayo Tegas Menantang Kehidupan

Seperti halnya burung Kakak Tua dan Beo, berdiri tegak dada membusung, hewan yang sering mengucapkan kalimat berulang, dilatih, dan si pemilik yakin apapun yang diajarkan akan diucapkan dengan lantangnya. Burung hanya bisa mengikuti pola yang diajarkan pemiliknya, tetapi dia tidak memahami makna, bahkan tidak mengerti kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan kalimat yang diajarkan.

Dan di zaman sekarang, dimana hampir kebanyakan orang malah kebablasan, setiap ucapan bahkan kata yang keluar dari mulut kita bisa saja tersebar dalam hitungan detik keseluruh dunia. Tak kenal siapapun orangnya, sehingga pantas bagi kita untuk menjaga dan berlaku sopan kepada semua orang.

Berdiri Tegak Dada Membusung
Ketika manusia dihadapkan pada sebuah pilihan, disaat itulah dirinya menentukan ketegasan yang seharusnya dijalankan. Sebuah keputusan terkadang pahit atau bahkan mengorbankan diri & keluarga demi kejujuran dan ketegasan. Memang benar yang diucapkan seekor burung Beo, hewan ini diajarkan mengucapkan kalimat A dan terus akan mengucapkan kalimat A, tidak pernah B sekalipun jiwanya terancam dibunuh. Ketika kita membiasakan diri dengan memotivasi hidup untuk tetap bertahan pada pilihan A, maka sesekali jangan pernah beralih ke pilihan B.

Ketegasan itu tidak hanya untuk orang lain, melainkan pada diri sendiri adalah inti dari semua ketegasan yang kita laksanakan. Mereka itu manusia munafik,... ketika mereka tegas kepada orang lain, tetapi tidak sanggup menegaskannya kepada diri sendiri. Tidak perlu menoleh ke sekitarmu, musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri, ketakutan, ketidak puasan, keserakahan, semua ini umumnya lebih dipandang keluar daripada memandang diri sendiri.

Tidak mudah untuk menjalani hidup, tetapi semua manusia dilahirkan untuk menyelesaikan masalah kehidupan. Belajarlah dari keteguhan seekor Beo, berdiri tegak dada membusung bukan kesombongan, tetapi tegas dan lantang menyuarakan kebenaran. Betapapun kerasnya hujatan, sama seperti ketika kita melihat berbagai berita yang menggambarkan seseorang dengan anggapan miring, setidaknya menjadi pelajaran bagaimana meneguhkan hati dan pendirian. Terkadang kita tak pernah yakin dengan kebenaran, kebenaran juga sering diputar balikkan menjadi sebuah kejahatan.

Maka yang pantas bagi kita cukup mempertanyakan pada diri sendiri, sudah sepantasnya kah kita menghujat? Sudah mampukah kita berdiri menggantikan posisinya? Bahkan seorang nabi pun begitu sabar menerima berbagai hujatan dan perlakukan kotor.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.