Ads Top

Bahan Pangan Dan Krisis Daya Beli, Impian Kemakmuran

Bicara soal bahan pangan, saya paling sering menemukan krisis daya beli masyarakat. Ketika kita berjalan menyusuri lorong jalanan desa tanpa aspal, ternyata seoal sembako tetap menjadi perbincangan di warung-warung tongkrongan tetua desa. Tidak seperti yang kita bayangkan, harga bahan pangan murah, hasil tani berlimpah, fakta yang kita lihat tetap dipengaruhi daya beli masyarakat.

sawah, bahan pangan

Menurut saya, ataupun mungkin Anda juga berfikiran sama, konsumsi pangan diluar beras sudah wajar karena stok sembako habis. Tapi masih banyak penduduk desa yang terpaksa mengkonsumsi bahan pangan selain beras, padahal stok beras di desa itu mencukupi dan masih berlimpah. Umumnya mereka menanam umbi-umbian yang dijadikan berbagai bentuk makanan, seperti tepung yang bisa awet selama beberapa bulan.

Impian Kemakmuran Bahan Pangan


Sempat saya bertanya kepada pedagang yang menjual kebutuhan bahan pangan di suatu desa, ternyata soal bahan pangan telah menjadi pembicaraan serius sejak reformasi belasan tahun lalu. Hal lain yang bisa kita lihat, sangat jarang warga desa membeli minyak kemasan dan menggantinya dengan curah sekitar 250 ml atau 250 gram. Apa yang mereka goreng dengan minyak sedikit itu selama seminggu?

Saya dan Anda pasti melihat sawah-sawah kita sudah dipenuhi tanaman padi, juga melihat saluran irigasi mengalir kembali. tetapi tetap setimpal dengan harga jual yang tetap tidak bisa menjangkau lapisan terbawah masyarakat desa. Sangat tidak sebanding dengan pendapatan yang mereka peroleh dan berapa biaya yang harus dikeluarkan per hari. Dan masih untung masyarakat desa mempunyai ladang yang tidak begitu luas membudidayakan tanaman pangan alternatif. Bagaimana dengan masyarakat miskin yang hidup di kota besar?

Hidup memang penuh dengan pilihan, ketika orang tua kita hidup di masa orde baru mereka merasakan kesulitan yang lain diluar bahan pangan. Periode selanjutnya, hidup serasa lebih mudah mendapatkan pekerjaan tetapi terbentur dengan kesulitan lain seperti harga bahan pangan. Sebagian besar masyarakat kita mendambakan sosok pemimpin arif, tetapi tak kunjung tiba. Di negara maju sekalipun yang banyak menampilkan kemajuan ekonomi dengan gedung pencakar langit, masih ada kemiskinan hidup disana.

Permasalahannya bukan kemiskinan dan kemudahan mendapatkan kebutuhan pokok, bagaimana negara kita yang luas ini bisa memberdayakan masyarakat agar mampu berdiri sendiri untuk menghasilkan bahan pangan selain beras. Seperti halnya minyak goreng, masyarakat pesisir mulai menerapkan pembuatan minyak kelapa yang diperoleh dari pohon yang tumbuh di pekarangan rumah mereka.
Sebanyak apapun uang negara, masalah kemiskinan pasti tetap ada. Mengentaskan kemiskinan bukan dengan uang semata, melainkan dengan moral dan ide setiap orang agar mampu berdiri sendiri. 

Terasering, Image by Wallpaper HD

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.