Gegara Pedagang Kaki Lima, Negara Kita Nyaris Tanpa Trotoar
Seberapa sering kau menggunakan Trotoar yang disediakan khusus bagi pejalan kaki atau untuk pedagang kaki lima? Dan bahkan banyak orang lebih senang turun ke jalan untuk menghindari hiasan trotoar. Ya,... hiasan yang ternyata lebih membuat trotoar sempit dan sulit berpapasan dengan orang lain. Anggap saja itu bunga yang katanya hasil kerja kader wanita ataupun tanaman hias milik Pemda, tapi kenapa harus memakan banyak tempat di trotoar?
Itu bagus, artinya sepanjang jalan nanti akan dipenuhi hiasan dan setidaknya lebih terlihat asri. Bagaimana mana denganmu? Pejalan kaki kini mau tak mau harus berjalan di aspal dengan alasan lebih cepat tanpa harus menunggu giliran 'lewat' saat saling berpapasan.
Pentingnya Trotoar Bagi Pedagang Kaki Lima
Pedagang kaki lima yang tak punya lahan bisnis dipinggir jalan. Yang berjalan harus mengalah tatkala mereka membentangkan gerai diatas trotoar. Tak sedikit yang memajang barang bagus seperti sepatu, ikat pinggang, dompet, kaca mata, dan belakangan ada yang nekat memajang pakaian dalam. Ini bisnis, dimana kesempatan itu datang dan siap menampung uang sebelum Pamong Praja datang. Nyatanya, dagangan di sekitar trotoar memang menarik simpati kalangan menengah & bawah, dan justru itu jumlah mereka kini kian bertambah.
Bukan hanya trotoar, bahkan sebagian jalan terkadang di buat gerai di pagi hari. Ya,... pastinya kita tak akan terkejut melihat pedagang kaki lima yang nekat membuka dagangannya di sebagian badan jalan, pasar pagi.
“Pamong Praja! itu urusan belakang, yang penting dagang dan gusur menggusur, itu soal nanti!”
Trotoar, Semua Boleh Pakai
Menerjang macet di pagi hari yang melintasi trotoar dengan sepeda motor, tak heran kan? Dan memang itu sudah menjadi hal biasa karena jumlah pejalan kaki pun jauh lebih sedikit dibanding pengendara motor. Seperti di sudut kota ini, pejalan kaki identik dengan anak kost yang berada di seputar kampus dan sering memenuhi trotoar. Di pagi hari? Jangan harap, mereka terkadang tersendat dan harus berjuang melawan ramainya motor di trotoar.
Jangan heran kalau menemukan kenderaan di trotoar, itu bukan pameran ataupun undian walaupun tepat berada didepan sebuah Bank. Sepertinya lahan parkir di negara ini tidak cukup luas hingga harus mengusur pejalan kaki turun kejalan. Seperti itu pula tempat sampah yang di letakkan tepat berada di trotoar yang jelas akan membuat pejalan kaki turun kejalan dengan sendirinya.
Lain hal dengan badan usaha yang juga ikut menggunakan trotoar sebagai salah satu daya tarik mereka. Anggap saja sebuah banner & iklan yang dipasang dari pagi hingga sore, atau sebuah cafe yang terang terangan menggelar meja & bangku tepat berada diatas trotoar. Bahkan mereka terlihat sangat konyol ketika membuat dinding pembatas di trotoar, ya... dinding pembatas yang lebih mirip sebuah pagar.
Secara tak langsung negara ini hampir tak memiliki trotoar dengan beberapa kasus diatas. Yang ada difikiran saya bahwa di banyak negara, trotoar merupakan fasilitas umum yang vital dan tak bisa dianggap sebelah mata. Tak heran jumlah kenderaan semakin meningkat karena tempat melangkahkan kaki pun sudah sangat sulit. Kini, apakah kita masih berjalan di trotoar atau memang lebih senang turun ke jalan dengan resiko kecelakaan? Jalanan semakin ramai dan tidak seharusnya kita turun ke jalan.
Siapa yang salah? Bukan mereka yang duduk, tapi kita memang tak pernah 'cerewet' ketika pihak lain mengambil keuntungan di trotoar.
Trotoar banyak yang beralih fungsi, meskipun dibangun, tapi (sepertinya) tidak berfungsi sebagaimana mestinya... :(
BalasHapusAneh dan menyedihkan.
Trotoar ... oh trotoar... :D
BalasHapusmau tak cerewetin juga sungkan sendiri mas,nanti dikira saya ini tidak ngerti susahnya mencari uang...
#Serba susah ... :(
Pernah satu waktu di tengah macet, malah liat polisi dengan santainya bawa naik ke-trotoar. Petugas yang seharusnya tau mana jalur kendaraan dan mana jalur pejalan kaki malah melanggar. Kalo gak ada kesadaran masing-masing apapun yang dibuat pasti sia-sia.
BalasHapusBeberapa kota sekarang saya lihat sudah mulai banyak yang berbenah menganai trotoar ini. Citiwalk banyak yang mulai dibangun di pusat-pusat kota untuk memanjakan para pejalan kaki. Saya lihat contoh seperti di kota Surabaya, Solo dan Jogja mulai ramah dan peduli terhadap para pejalan kaki, termasuk memperhatikan pejalan kaki dengan keterbatasan penglihatan (difabel).
BalasHapusWah-wah ada motor nyelonong lewat trotoar. Dimana itu, Mas? :D
trotoar sekarang memang benar2 menjadi multifungsi pak,,,
BalasHapuspedangnya ada, pejalan kaki apalagi, dan kendaraanpun ga mau ketinggalan. Jangankan yang di kota2 besar semacam Jakarta, di daerah saya, Bumiayu aja ampuun deh, trotoarnya luar biasa, benar2 multifungsi... :D :D
Kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan lagi
Ngga aneh di zaman sekarang tho??? Dan sebentar lagi kasur juga bakalan ada disitu :(
BalasHapusKalau sendiri, ya tentu saja digebukin. Sekarang ini, cerewet jangan sendirian,... bisa susah nantinya :)
BalasHapusNgga di salamin petugasnya, Din? :lol:
BalasHapusBeberapa Mas, itu juga inti kota. Bergeser sedikit pemandangannya berganti suasana
BalasHapusSoal motor itu, banyak di kota saya :D
Nah, masalahnya dari dulu kita selalu men-slogan-kan 'kesadaran' fasilitas umum. Tapi sampai sekarang masih begitu tho?
BalasHapusKalau di kota saya juga sudah mulai terjadi pengalih-fungsian trotoar menjadi lahan parkir, terutama di depan sebuah pusat perbelanjaan. Itu terjadi ketika lahan parkirnya sudah tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang ada, terutama ketika hari libur. Sulit juga menertibkannya jika sudah begitu. Mungkin perlu aturan yang jelas dan tegas mengenai hal tersebut. Balik lagi ke penguasa yang duduk di pemerintahan dan juga anggota dewan setempat.
BalasHapustrotoar pembenahannya tergantung ketegasan dari pemda setempat, padahal perda serta aturan sudah ada tapi tidak dilaksanakan
BalasHapusdi Bdg ada kawasan padat penduduk, Cicadas. Taksaja padat di gang2 akses jalan, juga trotoarnya hingga menutupi toko-toko yg memang memiliki hak pakai trotoar ...
BalasHapusmaksudnya trotoar dipenuhi PKL :D *nyusul*
BalasHapusKeknya perlu diadarakan revisi definisi kata 'trotoar' dalam kamus bahasa kita. Soale sekarang sudah gak lagi digunaka oleh pejalan kaki
BalasHapusTrotoar sekarang dikuasai sama PKL sama pengendara sepeda motor...., Lantas dimana tempat untuk pejalan kaki...??
BalasHapusWah, selama ini memang ngga ada undang2 yang mendukung pejalan kaki. Dan dianggap itu sah2 aja, padahal jumlah pengunjung mungkin sebagian besar pejalan kaki yang turun di halte bus :)
BalasHapusPemda sibuk dengan urusan lain yang lebih penting. Apalagi ini menyangkut parkir yang jelas-jelas menambah pemasukan daerah :D
BalasHapusYang penting bayar pajak, toh pemda juga ngga bakal ribut dengan hasil parkir kawasan itu :D
BalasHapusSaya masih pakai, Mas. Jadi sedikit ngga menerima dengan keadaan :mrgreen:
BalasHapusDijalanan, tukeran dengan pengendara sepeda motor :P
BalasHapusmembiarkan trotoar untuk lahan berjualan juga nantinya akan menimbulkan polemik, lewat beberapa tahun kemudian ganti pemerintahan kemudian diadakan pembersihan... semua akan bangun untuk melawan karena merasa sudah memiliki bahkan merasa sudah membayar untuk (katanya) dilindungi
BalasHapusyang salah ya yang bangun trotoar aja deh... coba jangan ada trotoar, habis aspal langsung pagar besi atau pohon... hahahaha mumet deh
ketidaktegasan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan yang diambil makanya menjamur orang yang menggunakan trotoar untuk kegiatan usaha. dan trotoar bagi mereka hanya sebagai formalitas sebuah kota, tanpa memperdulikan pejalan kaki
BalasHapuskalau di indonesia,semua peraturan dibuat untuk dilanggar beda sama negara luar yang patuh hukum
BalasHapussebenarnya ini,masalah moral kita aja mau kagak mendukung fungsi trotoar menjadi lebih atau tidak
Selama ini hak pejalan kaki tetap dirampas sehingga keselamatan dan kenyamanan mereka dalam berjalan pun tak bisa lagi dirasakan.
BalasHapustrotoar agaknya masih sulit utk mengubah kultur bangsa yang biasa potong kompas, mas. sudah repot2 dibuatkan trotoar, tapi ndak pernah dipakai sampai jebol sana-sini. kini, trotoar malah telah berubah fungsi menjadi tempat parkir dan pedagang kaki lima.
BalasHapusNgga di trotoar pun mereka kadang mengambil sebagian badan jalan. Nah, sama aja kan kalau ngga ada trotoar mungkin semakin parah
BalasHapusTrotoar, mungkin bagi pemerintah salah satu tempat memajang nomornya saat pemilu nanti. Setelah itu,.... nunggu pemilu lagi :P
BalasHapusBener itu, ini cuma moral. Moral yang ngga pernah berubah dan sulit diubah :(
BalasHapusIya, sekarang kalau berjalan kaki mesti menoleh kebelakang, bisa saja disambar motor. Soalnya kita ngga punya trotoar :D
BalasHapusLha iya, mereka seenaknya gelar dagangan dan menggusur saya turun ke jalan.
BalasHapusEh, sampean ngga ngambil kesempatan di trotoar, tho? :P
saya pernah ngayal trotoar di indonesia dibikin jadi kayak trail berjalan, jadi pejalan kaki nggak perlu capek2 lagi jalan. hehehe.
BalasHapusIya lho, sedikit sekali trotoar yang layak jalan di Bandung. :(
BalasHapusSekalipun ada ruas jalan yang bertrotoar, pasti sempit lebarnya ATAU lebar tapi dikuasai oleh PKL. :(
Desain trotoar yang ideal itu ada lho, gak sembarangan. Gak cuma perkerasan dan hanya "dihiasi" oleh pot tanaman besar dari beton berbentuk silinder. Dalam ilmu desain perkotaan, ada teorinya. :D Ada lebar ruang minimum untuk dua jalur dan dua orang.
Idealnya ya, bagi saya, ruang jalan untuk pejalan kaki gak boleh berbatasan langsung dengan jalan. Harusnya dipisahkan oleh areal hijau berumput dan pohon. Itu idealnya trotoar di pinggir jalan raya. :)
Aahhh klo di pontianak.. makin ada pembangunan trotoar makin kecil aja.. bagaikan itu cuma mempercantik jalan.. fungsinya hampir gak ada sama sekali..
BalasHapustrotoar saat ini mending dibongkar dan untuk pelebaran jalan mas.. biar g macet..
BalasHapustoh trotoar udah gak fungsi, jarang ada pejalan kaki... ya itu malah utk PKL :D
Hm... mungkin butuh diubah ya, saya sendiri punya bayangan trotoarnya dijadikan seperti jembatan penyebrangan,gantung gitu.jadi aman dari lapak2 jualan pakai gerobak. hehe, jadi gak sempit lagi jalannya.
BalasHapusUdah lama aku gak berkunjung ke sini,
BalasHapustrotoar ya tinggal trotoar.
Aku bahkan sering kena marah oleh pedagang kaki lima ketika berjalan di trotoar.
Haduh?
Di sini, Surabaya, kota dengan kinerja Dinas Pertamanan nomer satu se Indonesia, fungsi dan penampilan trotoar mengalami perbaikan sejak tahun 2010. Trotoar berkeramik merah mentah, dilengkapi batangan besi melingkar di sekitar pohon, dan dipercantik dengan plat bundar besar sebagai penutup gorong-gorong. Adapun fungsinya, 'hampir' kembali ke funsi dasar.
BalasHapustrotoar itu penting buat saya
BalasHapusbener banget nih, sekarang ini seperti di Jakarta, fungsi trotoar yang dikhususkan untuk pejalan kaki sudah tidak ada lagi kebanyakan untuk jalur motor, tempat pedagang, dan dijadiin parkiran..
BalasHapusbukan cuma itu, di jembatan penyebrangan dan halte bis juga udah beralih fungsi jadi tempat jualan atau tempat tidur para pengemis
ehehehee.. kasus ini kyknya jadi kebudayaan nasional yah, di kota2 yg ada trotoarnya dipake buat didirikan warung, ckckck..
BalasHapusudah beralih fungsi, kira-kira di masa depan gimana yah? :/
Yang kebayang kalo PKL dagangannya ikut keliling di atas trail :P
BalasHapusDuh, kalau yang ngerti tata kota komen disini saya jadi bingung mau jawab apa.
BalasHapusTapi Sop, kalau idealnya harus menyediakan lahan hijau diantara trotoar,... mungkin pemerintah mikir2 berapa banyak duit yang dikeluarkan untuk menggusur lahan penduduk :D
Pasti ada donk, salah satunya ya pedagang kaki lima :D
BalasHapusLoh, kalau begitu nantinya nunggu angkutan cukup di depan pintu, halte udah ngga ada lagi :D
BalasHapusSeberapa panjang? Apa ngga takut nantinya sangkut di kabel listrik diantara ruko dan rumah :D
BalasHapusHahaha,... itu kan karena kamu ngga beli, tho? :lol:
BalasHapusYah,... bukan trotoar yang perlu diperbaiki. Moral dan sosialisasi soal fungsi trotoar ngga diberikan. Padahal mungkin biaya sosialisasi bisa dikatakan lebih murah dari mempercantiknya kan? :)
BalasHapusLho,... Mbak Melly pedagang kaki lima ya? :P
BalasHapusItu sebabnya perusahaan pembiayaan sekarang pasang harga banting, ngga enak kan jalan di trotoar? :P
BalasHapusMasa depan? yang sekarang aja deh,.. Toh ngga merubah hari ini juga ngga bakalan merubah masa depan :(
BalasHapusEaaaaa :D
BalasHapusYah memang beginilah salahnya pemkot2 di Indonesia. Udah salah dari sononya, sejak awal membangun kota.
Gitu buktinya Singapura yang sempiiiiit bener lahannya bisa dan MAU untuk mengatur trotoar supaya lebar, hijau, dan manusiawi. Indonesia yang kota2nya banyak dan tak perlu khawatir kekurangan lahan kok malah lebih kacau dari Singapur? :lol:
Lagipula memang kalo melihat keadaan saat ini, pasti mikirnya penggusuran. Memang repot sih, kalo sekarang baru mikir pelebaran trotoar. Penduduk jadi korban. :(
Memang serba salah juga.. :(
Iya yah.. Punya trotoar tapi tidak berfungsi sebagimana mestinya. miris
BalasHapusAku baru merasakan 'indah'nya hidup di negara 'bertrotoar' itu setelah pindah ke Australia. Di sini trotoarnya lebih jelek secara fisik dibandingkan Indonesia.
BalasHapusHanya blok bersemen kasar tanpa tegel, tak seperti di Indonesia yang bagus dan mulus.. tapi, di sini kamu tak bisa menemui penghalang trotoar karena memang itu dikhususkan untuk pejalan kaki dan bukannya perdagang yang berdagang :)
Tulisanmu selalu menarik.. Kamu seolah seperti fotografer yang alih-alih memakai kamera dSLR nan mahal untuk memotret objek yang terkenal dan besar, kamu memakai kamera handphone untuk memotret pernak-pernik kecil dan mengemasnya secara apik...:)
Well done!
Itu kalau yang sudah jadi Sop, sementara yang baru dibuat juga tak jauh beda dengan yang dulu. Padahal staff pemerintah yang baru sekarang tentunya bisa berfikir modern dan lebih maju dari pendahulunya. Apa mereka yang 'Fresh' masih menjiplak cetakan lama? Atau jangan2,... lulusnya karena keberuntungan, dan uluran tangan. :lol:
BalasHapusKita perlu yang penuh fikiran kedepan, ya.... seperti yang saya komentari ini :D
Om, saya tak butuh DSLR, yang saya butuh objek berisi konten menarik. Ada banyak gambar bagus diluar sana tapi mereka tak punya cerita. Saya cukup pakai handphone dan kamera saku yang jika diacungkan ke orang banyak tak akan membuat mereka 'bubar' :mrgreen:
BalasHapusThanks, Om
dalam hal ini, secara umum, menurut pendapat saya masalah kebijakan strategis penguasa lah yg lbh berperan agar trotora rapi :D
BalasHapusTrotoar banyak sekali fungsinya mulai untuk berdagang, sebagai tempat menaruh pot bunga pemda dan anehnya hanya ada di indonesia.
BalasHapusAnda bayar pajak dan berhak memakai, itu intinya... :D
BalasHapusDi Indonesia mereka yang punya uang dan kuasa dialah yang menang. Jadi jangan harap orang yang jalan kaki (tanpa mobil = miskin =tanpa uang = tanpa jabatan) bisa punya tempat untuk melangkah. Miris sekali. Padahal orang jalan kaki itu sehat loh!
BalasHapusYa, sehat Mbak. Dan berat badan saya belakangan nambah. Gara-gara itu tadi, saya malah ngga selera jalan kaki. Trotoarnya musnah :(
BalasHapuspadahal trotoar itu penting banget buat pejalan kaki, kalo ga ada jadi was was takut kena tabrak kendaraan
BalasHapus