Blogger Jangan Edit Dan Salah Gunakan Komentar
Berkomentar sudah menjadi hal yang biasa dalam dunia blogging, komentar panjang maupun pendek merupakan hak cipta komentator. Sayangnya, banyak blogger menganggap bahwa komentar di blog merupakan milik mereka sepenuhnya. Mungkin diantara kalian pernah melihat salah satu post yang mengutip sebuah komentar dari blognya ataupun blog orang lain. Bagus sekali, si pemilik blog sangat responsif dan mampu mengolah komentar blog menjadi suatu wacana menarik perhatian pembaca. Lalu, apa masalahnya jikalau blogger menyalahgunakan komentar di blognya? Mari kita bahas disini, mungkin diantara tak menyetujui pendapat saya.
Peringatan! Membaca sepenggal bisa mengakibatkan salah persepsi, gangguan menulis, dan susah menerima pendapat orang lain.
Komentar, Hak Cipta Komentator
Sadarkah kita bahwa komentar blog merupakan bagian dari hak cipta komentator? Aku tak setuju kalau kalian berpendapat bahwa komentar yang ada di halaman blog merupakan hak pemilik blog sepenuhnya. Hak pemilik blog terhadap komentar hanya menghapus (menolak) komentar yang mungkin dianggap keluar jalur. Bagaimana dengan meng-edit komentar? Sepanjang maknanya sama bukan menjadi masalah, yang terpenting kata-kata tak pantas sudah di sensor. Nah, kalau meng-edit link atau menghapusnya, itu juga bukan masalah karena bagaimanapun link hanya sebuah pilihan (optional).
Yang terpenting didalam memberikan komentar adalah memberikan identitas, nama dan email. Link (URL) bukan kewajiban, sama halnya dengan berkomentar menggunakan identitas jejaring sosial. Lalu, apakah saya diperkenankan mengubah 'nama' komentator yang dianggap risih (misalnya nama diisi dengan 'Obat Kuat XXX Maknyos')? Aku lebih memilih menghapus link daripada mengubah nama komentator tersebut.
Seandainya namamu kusebut 'Gayus' sementara nama aslimu 'Andre', apakah kamu akan menerima pernyataanku? Begitu pula dengan komentator yang memang dengan sengaja menggunakan nama sebagai keyword, dan kita tidak mempunyai hak mengubahnya sekalipun kata-kata itu dianggap aneh. Mereka membuat nama sebagai anchor, tak ada larangan dan semua terserah mereka. Ingat,... bahwa hak pemilik blog hanya membatalkan, menghapus, dan meng-edit bagian komentar tanpa mengurangi maksud dan tujuan (sensor).
Nama, email, dan komentar adalah respon yang diberikan komentator sebagai wujud menanggapi sebuah posting. Dan ketiga hal tersebut merupakan hak cipta komentator!
Kalau kalian keberatan dengan komentar seseorang, lebih baik hapus saja daripada harus meng-edit yang kemungkinan besar bisa menjadi salah persepsi. Ini penting, dan bisa menjadi masalah besar dalam konsep menulis. Kalaupun ada blog yang memasang peringatan 'Semua komentar menjadi hak milik blog X' mereka itu egois. Seandainya Einstein masih hidup dan menuliskan rumus atom kedalam kolom komentar,.. bayangkan sendiri apa jadinya. Semua kalimat, baik yang diucapkan maupun tertulis merupakan karya dalam diri setiap orang.
Mengutip Komentar Kedalam Post
Adakah yang pernah melihat yang mengutip kalimat komentator ke dalam posting blog, atau bahkan membuatnya menjadi postingan baru? Aku cuma memberi saran, jangan lakukan.
Yang bisa dilakukan pemilik blog hanyalah mengambil ide komentar, bukan mengutip secara keseluruhan kalimat komentar kedalam post, update maupun sebagai posting baru. Kecuali komentator sudah mengijinkan komentarnya dimasukkan kedalam post mereka.
Ah,... semakin sulit, kenapa blogging menjadi banyak aturan begini? Kalian salah kalau berfikir seperti itu, karena aku belum selesai menjelaskan. Seandainya aku memasukkan komentar kalian, maka yang akan kutampilkan di posting berupa link komentar. Ya,.... setiap komentar mempunyai link sendiri dan itu memudahkan kita membuatnya menjadi menarik. Contohnya seperti ini; “menyambung komentar Iskandaria tentang paginasi halaman” atau “mengulas ucapan Niq soal pedagang kecil” atau yang satu ini “...gara-gara ucapan Om DV yang lumayan pedas tentang komentar serius..”
itu juga berlaku jikalau mengutip dari blog lain, tak harus dari blog sendiri. Terkesan repot? Tentu saja tidak, karena dibalik kutipan itu tersimpan keuntungan yang mungkin tak kalian sadari. Mari kita lanjutkan ke bagian akhir.
itu juga berlaku jikalau mengutip dari blog lain, tak harus dari blog sendiri. Terkesan repot? Tentu saja tidak, karena dibalik kutipan itu tersimpan keuntungan yang mungkin tak kalian sadari. Mari kita lanjutkan ke bagian akhir.
Komentar Bagian Dari SEO
Aku tak akan mengulas bagaimana komentar menjadi bagian SEO dalam posting. Ini sudah dibahas blogger lain seperti Iskandaria dalam posting yang berjudul Melepaskan Diri Dari Belenggu Keyword Density. Keuntungan apa saja yang akan kalian peroleh jika menerapkan konteks menulis diatas?
- Inbound Link Melalui Komentar, Secara tak langsung kalian membangun link antar halaman (inbound) walaupun dalam bentuk komentar. Jika dalam satu halaman, jangan mengutip kalimat komentar blog menjadi posting (mengupdate post), karena (ditakutkan) mesin pencari akan membenci kalimat dan kata-kata yang diulang. Cukup gunakan link komentar untuk mengupdate post.
- Promosi Komentator, Mempromosikan komentator X kepada pembaca melalui link komentar, secara tak langsung pembaca ingin tahu dan membuka halaman komentar X. Dengan cara ini, halaman blog lebih sering di obok-obok pembaca. Ini juga berlaku bagi pihak ketiga, contohnya; Halaman Alpha memasang link komentar Bheta yang berada di blog lain, pembaca mungkin akan berkunjung ke link halaman Bheta yang juga berada di halaman blog Charlie. Dengan kata lain, Betha dipromosikan dan Charlie terkunjungi.
Semudah itu? Ya, siapa bilang ini menjadi sulit. Justru akan membawa kita semakin mengerti tentang konteks menulis yang berakibat pada metode optimasi SEO. Seperti yang kukatakan dalam postingan lalu, bahwa komentator sangat kuhargai, mereka telah menyumbangkan banyak keyword melalui komentar. Jujur, bahwa posting disini yang tak sampai 500 kata sering muncul di mesin pencari menggunakan kata-kata (keyword) komentator. Jadi, apakah kalian masih berfikir bahwa kometar tak begitu penting dalam indeks pencarian? Jangan kecil hati dengan postingan pendek, melalui kontribusi komentar yang berbobot justru akan membantu meningkatkan trafik dari mesin pencari. Kalau tak ingin memasang link, anggap saja menutup mata seakan-akan berasal dari ide sendiri. Resikonya,.. jika komentator sadar mungkin Anda akan dihujani berbagai pertanyaan.
"Komentar tak harus panjang lebar, tapi bukan sepenggal kata"
Tunggu kisanak, aku belum selesai.... Kalau kalian keberatan dengan pendapat dan ideku, aku siap dikritik, begitupun saran akan menjadi masukan bagi kita semua. Dan doaku agar diberi Rahmat, murah rezeki, dan cepat masuk surga,.. bagi mereka yang memberi komentar bagus dan share social media & bookmark
wkwkwkwk .... jadi malu nih *malu aja ngakak*
BalasHapuspernah lho aku komen orang, atau bahkan komen ku di tempat lain jadi bahan tulisan. mungkin klo komenku sendiri tak masalah ya? Atau masalah juga? hihihi
untungnya yang komennya ku-quote plek ketiplek itu tidak marah. kalau dia somasi aku, matek lah hahahaha
*udah segini aja komennya biar gak panjang2 hahaha*
biasanya yang menjadi topik posting dari komentar pembaca justru yang bersifat pertanyaan...jadi posting itu untuk menjawab, atau menerangkan. Setahuku aku jarang sekali quote komentar keseluruhan tapi caranya yang spt itu, memberikan link dgn kata-kata : "Mengacu pada komentar xxx di posting yang (link), maka saya bla bla bla". Kalau bukan pertanyaan (semisal pendapat) aku malah kirim email dulu untuk minta ijin komnetarnya dipakai. Gitchuuu...
BalasHapusTentu komentar itu sama dgn opini penulis jadi HARUS dihargai dan kalau tidak mengerti lebih baik tanyakan langsung pada penulis nya. Karenanya aku juga jarang menulis hal yang "ambigu" dalam komentar, takutnya si pemilik blog "salah mbaca"
EM
Kalau saya lihat2 komentarnya, dan masih menurut saya, nggak semua komentar itu punya hak cipta karena banyak komentar yg sejatinya plagiat...
BalasHapusSama kayak nyobek uang, kalau uang asli meski milik sendiri katanya nggak boleh, tapi gimana dengan uang palsu atau uang2an?
Komentar kalo yang orisinil sih bolehlah dihargai. Tapi kalo plagiat? Gak semua komentar asli dari sipenulis, tho?
BalasHapusklo komentar saya mo dicopypaste monggo, lha isinya uga cuman kayak gini, foto foto di blog dan fb page asal minjem tanpa ijin saja banyakkk banget... :)
BalasHapussetuju kalo komentar itu menjadi hak cipta komentator. Wong dianya yang ngasih koment. Tapi kadang-kadang ada yang harus di edit juga sih kayak di blog saya. dengan tujuan supaya komentator terakhirnya muncul link yang ke komentator itu sendiri.
BalasHapus:-D
Bagus sekali artikelnya. jadi punya wawasan baru tentang bloging.
BalasHapusDari dulu sampai sekarang saya tak pernah mengutip komentar2 yang ada di blog saya untuk dijadikan salah satu materi posting. Biasanya bila ada pertanyaan baik berhubungan dengan posting atau tidak, langsung saya jawab melalui kotak komentar yang sama.
BalasHapusSalam kenal ya Pak..
Salam kenal, ini pertama kalinya saya berkunjung ke sini ....
BalasHapusSaya sependapat dengan Mas Anto. Saya selalu menghapus link-link yang selalu disisipkan dalam kolom komentar. Menurut saya itu hal yang wajar, karena toh sudah diperbolehkan menitipkan link website (yang sifatnya optional).
Justru orang akan tertarik berkunjung dan meng-klik link optional tersebut jika komentar yang diberikan juga berkualitas.
Terima kasih atas postingnya yang menarik.
Hahaha...
BalasHapusItu yang lucu pada bagian nama pengkomentar. Obat Kuat XXX. Biasanya itu sih cuma mencari backlink dengan anchor teks obat kuat XXX tersebut. Hehehe...
Saya tipe orang yang jarang koment di blog orang tp sukanya cuma baca tulisannya saja, klo ga sependapat paling2 saya 'bicara sendiri' tanpa menuliskannya di kolom komentar dan pergi lagi ke halaman lain tanpa meninggalkan jejak yg jelas.
BalasHapusSy sepakat bahwa komentar adalah hak cipta komentator. Oleh karenanya, kalau ada komentar yang dianggap tidak layak tampil (misal keluar track atau sara) sy banned saja alias tidak tampil. Nah, kalau ngutip, biasanya sy printscreen utuh. Jadi keliatan namanya siapa, dia nulis apa, kapan, dsb. Tapi yang pernah adalah mengutip komentar di FB.
BalasHapusHihihi...saya sih sempat beberapa kali edit komentar yang masuk :D
BalasHapusTapi tanpa mengurangi isi / maksud dari sang komentator kok.
Biasanya saya hanya edit komentar yang ada linknya.
Aneh aja buat saya, kolom URL-nya dikosongin, tapi kolom komentarnya diisi link.
Intinya buat saya sih salah penempatan :D
Saya sering juga mendapatkan komentar dengan anchor obat2an,, namun kadang saya tak tega ngehapusnya,, karena kadang isi komennya sesuai dengan isi postingan :)
BalasHapusMengedit komentar, aku mungkin gak seberani Marissa Haque yang dengan mudahnya mengedit komentar.
BalasHapusLebih baik tolak atau report spam kalau tak terima dengan komentar. Tapi aku berpikir "seorang yang punya karya tulis adalah orang yang siap dengan segala bentuk komentar yang menanggapi tulisannya".
hehe seringnya sih komentar suka jadi ide tulisan.. apalagi kalau dikoemtari blogger senior hehe.. saya masih menimbang-nimbang dengan banyaknya komentar dalam satu postingan.. karena jujur saya masih malas wara wiri atau mungkin postingan saya kurang bagus ehehe
BalasHapusUp.. details banget :) tapi benar juga adanya...
BalasHapussangat detail sekali mas, tapi sampai saat ini saya masih belum menggunakan komentar sebagai bahan untuk menulis artikel terbaru, tapi kayaknya perlu pikir-pikir kalau menggunakan komentar sebagai bahan tulisan, hehehe...
BalasHapusNgga usah2 panjang2, ntar malah aku sendiri yang kerepotan menjawabnya. Ada baiknya pakai link Mbak Niq, biar lebih keliatan profesional *halah* :P
BalasHapusOh begitu tho Mabk EM, aku kira komen kemaren beneran mau ngutip komentar. eh, ternyata dari dulu udah bener, :D
BalasHapusIya, bener juga Pak Mars, sedikit tersandung disini.
BalasHapusTapi dengan menggunakan link komentar setidaknya kita selamat, yang bertanggung jawab komentator. Kita cuma majang link, tak mengutip. :)
Yup,... balesannya sama dengan komen diatas :D
BalasHapusWakaakak,.... postingan sampean unik, penuh poto yang jarang2 orang mau 'sensus' begituan. Itu suka rela atau 'titipan' ya? :D
BalasHapusSoal foto2, aku tak berani komen Mas, lha ini urusannya repot :D
Intinya, berani memberi komen, berani bertanggung jawab. Begitu kan? :D
BalasHapusOh,... dalam pemikiran saya caramu simpel banget ya. tapi bener, buat apa sih pusing2 soal komen. kita kan tinggal bales aja :D
BalasHapusTerima kasih sudah mendukung saya *halah, berasa kayak pemilu ya* :P
BalasHapusBegitupun itu hak mereka, ngga boleh diganggu gugat soal nama. Kalau ngga mau, ya dihapus saja :)
BalasHapusWah,... Mas Shaleh,.. udah lama banget ngga lihat2 page disana.
BalasHapusLoh Mas, kalau ngomong2 sendiri apa enaknya sih? Tanpa meninggalkan jejak yang jelas maksudnya nge-bales by anonym? :D
wah, kliatannya saya salah milih kata apa ya,
BalasHapussehingga komentar anda kliatannya seakan anda berpikir saya yang copy paste,
saya sendiri yang motret motret lho gan,
sampe hardisk 300giga mo penuh nih,
maksudnya foto foto saya yang dipinjem blog orang,
kadang permisi, kadang enggak,
masak mau dimarahin satu satu, gempor to gan,
saya baru satu kali marahin orang,
laaaa copy paste kok ratusan foto,
kebangetennnn ini,
saya nggak minta bayaran untuk lokasi yang saya posting,
paling banter saya makan gratis di resto yang saya posting... haaaa....
ini dedikasi saya kepada kota tercinta...
halah....
Komentar di FB biasanya ngga begitu diributkan, sama halnya dengan tweet yang di RT tapi tak menyebut alamat tweetter yang pertama. nah, kalau begini.... masalahnya jadi panjang lebar. Munurutmu syah tidak kalau diangkat kedalam post? Berharap yang punya status tak ribut di blog kita :)
BalasHapusHahaha,.... bener juga itu Zip,.... kadang2 komentator yang nye-pam ngga ngerti bagaimana mengambil hati yang punya blog. Padahal kalau disisipkan kedalam kolom link,... jarang2 ada blogger yang begitu memperhatikan link tsb. Tapi kalau didalam kolom komentar,... langsung kelihatan.
BalasHapusSerba salah ya,.... tapi begitulah, satu sama lain saling membantu. Mereka juga bekerja dan butuh makan sama seperti kita ;)
BalasHapusehem,.... sesekali bertindak nekat seperti Marisa juga perlu. Siapa tau nanti tak hanya jadi pembicaraan blogger, tapi juga stasiun tipi #carimasalah :P
BalasHapusSampean ngga PD dengan isi postingan gituan? kalau menurut saya sih,... belum nemu pasarnya. Tulisan begitu kalau BW dirata2 blogger sekarang, bakalan ngga ditanggapi serius. Tapi bukan berarti tak dikunjungi, mungkin tak terkomentari.
BalasHapusOh,.. simpel banget, tapi seperti meng'angguk' :mrgreen:
BalasHapusyang perlu dipikir2 menggunakan komentar mungkin mempertimbangakan bahwasannya komen bukan copas.
BalasHapusMenurut saya itu yang sulit. Makanya lebih aman menggunakan link komentar dibanding 'mengutip'. isi komentar tetap tanggung jawab komentator, tho?? :D
Hahha,... saya ngga bilang sampean copas. kan cuma nanya riview atau bukan. begitupun bagus, kalau poto di copas saya merasa bangga. buktinya... sampe di pakai orang hehehe.
BalasHapusLagian ngga ada gunanya ribut soal legal/ilegal poto di negeri ini, ngga ada gunanya. dilarang sekali, besok malah semuanya. sayapun sekarang ngga begitu ambil psing soal poto. mending terusin posting, apalagi sampe ditawarin makan gratis di resto :(
perasaan aku di komentar yang lalu tidak pakai kata "kutip" tapi "jadikan topik" deh :D
BalasHapusQuote dr komentar kemarin:
"Meskipun aku jarang membalas komentar, bukan berarti aku tidak memperhatikan komentar. Kadang aku jadikan topik di posting baru malahan. Karenanya aku tidak peduli pada jumlah komentar tapi lebih pada kualitas komentarnya. "
kalau aku belum pernah dari komentar jadi bahan postingan.. belum terlalu melek mungkin :p
BalasHapustapi ya aku juga gak pernah mengedit komentar.. klo jelek ya dihapus.. kalau masih bisa dijawab ya aku jawab aja walaupun nyinyi :D
dan setuju dengan komentar yg berkualitas malahan aku menemukan topik yg aku cari di google dr komentarnya
Kalau sah atau tidaknya mungkin dapat didekati dari 2 pemikiran. Pemikiran pertama bahwa tulisan (status, komentar) di FB ditujukan untuk umum. Sehingga tidak ada yang salah ketika diteruskan di dunia blog. Pemikiran kedua, ada pembatasan privasi di FB. Kadang settingnya melarang orang umum mengakses tulisan di FB (status, komentar). Kadang pula akses tersebut dibuka. Nah, kalau default setting akun FB orang yang bikin tulisan di FB tersebut terbuka maka tidak masalah diteruskan di dunia blog.
BalasHapusHal yang perlu dikritisi adalah apakah perlu dicantumkan siapa penulis yang kita kutip tersebut. Kalau content-nya mengarah ke hal yang negatif bagi penulis maka tidak perlu dituliskan identitasnya (kecuali tulisan tersebut langsung mengarah ke kita dan berkali2).
saya pernah satu kali mengedit komentar yang masuk di blog saya, karena komentator itu nyebut saya mbak :D , waktu itu langsung saya edit saja dan nggak kepikiran tentang hak cipta bang :mrgreen:
BalasHapusKalau bagi saya sih tidak ada masalah jika ingin mengutip komentar yang pernah ditulis oleh orang lain di sebuah post, untuk kemudian kita jadikan pembahasan di post tersendiri. Asalkan disisipkan tautan/link yang langsung menuju ke list komentarnya (bukan tautan/link halaman post-nya).
BalasHapusNah, tautan langsung menuju ke sumber komentar tersebut sebenarnya berfungsi sebagai sarana cross-check saja untuk menelusuri kebenaran apa yang telah kita kutip di dalam post tersebut. Ini tak jauh beda dengan ketika kita memberikan tautan ke sumber asli konten jika seandainya kita menyalin mentah. Selain sebagai bagian dari etika jurnalistik, juga sekaligus sebagai alat untuk mempermudah penelusuran sumber asli.
Eh, kira-kira komentar saya ini nyambung nggak ya sama posting di atas mas? ;)
Iya niii, jadi ternyata komen itu penting. Kalau dari mesin pencari nemu komentar 'bagus' milik kita, bukan hal yang tak mungkin mereka juga melihat blog kita kan? :)
BalasHapusHmmm,... komen kamu lumayan berat dan menjelaskan. terima kasih sudah berbagai. Saya lihat, memang sepertinya komentar socmed yang di 'publik' sudah termasuk dalam term FB. Artinya berbagi, dan mungkin bebas digunakan orang lain termasuk dikutip. dan soal2 komentar yang negatif itu, tentunya memang harus disensor. Tayangan TV pun tak luput dari sensor, apalagi kita yang punya hak kuasa editing komen. ")
BalasHapusWah jangan2 itu saya lho mbak *eh,... bang Wien.
BalasHapusTapi itu ngga apa, karena kalau mengubah yang kurang layak merupakan bagian dari sensor tanpa mengurangi maksud
yah,... nyambung mas. ngga jauh beda dengan uraian saya. bedanya mas Is mengutip disertai link komentar. Intinya kode etik, jadi menulis tak hanya sekedar mengisi posting. Apalagi yang sudah bertekad menjadi bagian Post of the day :D
BalasHapussaya sih jarang edit komentar / hapus komentar. tp semenjak kebanjiran komentar dari obat pemanjang belalai ya otomatis saya moderasi dan yang sekiranya diluar konteks dan hanya sekedar promosi maka tidak akan saya approve
BalasHapuskalau saya yg skr rindu komentar.maklum blog baru..
BalasHapuskalo yg udh lama,ada yg mcm2 (spammer) hapuss aja.hwhhwheheee
komentar di artikel itu, komentar pertamalah yg menjadi sisi dialog. walau gak sepenuhnya benar, tapi kalau komentar orang pertama itu bermutu, pasti orang yg baca mau juga ikutan berkomentar. hehe. :)
BalasHapusjujur selama ini ane ga pernah memilah2 komentar..... selama bukan spam ga jd masalah koq..........
BalasHapusups, jeli sekali mas, analisismu :) aku ngga kepikiran sampai hal sedetil ini
BalasHapuslho,... masih diseputar si pemanjang belalai itu Mas? :mrgreen:
BalasHapusmasalahnya kalau dia berada dihalaman pertama, mungkin 1 dari 10 komentator yang membuka halaman pertama komentar. itu keberuntungannya :)
BalasHapusSebenarnya memang ngga perlu memilah-milah komentar. Spam juga keliatan mencolok kalau lolos dari antispam.
BalasHapusBukan jeli, cuma kepikiran aja, apalagi masalah linking itu :D
BalasHapusWkwkwk.. ane, kalau namanya obat, mau isinya nyambung atau nggak, langsung ane delete. Obat bukan snack atau makanan ringan yang bisa disantap kalau lagi sakit. Bahaya banget. *halah*
BalasHapusUntuk om kaget, mudah2an tulisan sampeyan ini bisa menyadarkan banyak "penjual" obat. Masih banyak cara etis untuk mempromosikan. Kolom komentar ya untuk komentar, beda kalau namanya kolom promosi :lol:
Ikut nimbrung ah...
BalasHapusYang jelas memang benar, komentar bisa menjadi salah satu fakrot untuk mendongkrak rank di mesin pencari....
Dari tulisan di atas saya paling suka kalimat berikut:
"Peringatan! Membaca sepenggal bisa mengakibatkan salah persepsi, gangguan menulis, dan susah menerima pendapat orang lain."
Nice post
Walah,... ngga usah mengharap. Mereka itu begitu buka halaman langsung cari halaman komentar, ngga bakalan baca :P
BalasHapusSemua setuju kecuali soal SEO-SEO an... Konten adalah raja:)
BalasHapusKalo menurut aku, komentar itu bagian dari artikel. Contohnya, jika si penulis membuat tutorial lalu tutorial itu ada yang dikoreksi oleh komentator kemudian si penulis revisi artikelnya dengan tanpa lupa menyebut kontributornya, jadi bisa disimpulkan komentar merupakan bagian dari artikel itu sendiri.
BalasHapusJika misalnya, berdasarkan suatu komentar menimbulkan ide untuk menulis hal yang baru (meski masih berkaitan dengan artikel utama) itu bagian dari kreativitas.
Ya, begitulah kira-kira.
Kebanyakan komentar yang datang adalah komentar yang ga jelas, artinya isi komentar tidak berhubungan dengan topik postingan, jadi sebagai pemilik blog mending di hapus z..
BalasHapusstuju ga kaget.net
Kreatifitas sih boleh, tapi terkadang menyebutkan sumber komentar bisa mendongkrak pembaca untuk kembali lagi keblog kita :)
BalasHapusBiasanya saya menghapus yang tak nyambung,.... promo ngga jelas,.... apalagi spammer :)
BalasHapus