Perlukah Posting Blog Dengan Ego?
Menulis itu mudah, begitu ucapan beberapa blogger yang sering mengupdate posting blog karena mudahnya merangkai kata. Tapi, bukan jaminan bahwa mereka juga menemukan jati diri dalam menulis. Tak heran, dengan adanya media dan jejaring sosial yang mendukung 'berbagi link' sepertinya blogger tak pernah kehabisan ide dalam membuat posting blog. Wajar saja, dengan semakin seringnya seorang blogger membuat post, maka itulah proses menemukan diri dalam posting yang dapat dilihat dari isi tulisan semakin baik. Bagaimana blogger yang mengandalkan posting dengan ego, semakin datar atau menurun?
Tentu kalian pernah membaca posting yang isinya terlalu memaksa, paling sering satu posting sangat singkat, kecuali jika pemiliknya sudah mencanangkan sejak awal adanya posting pendek priodikal. Biasanya posting ini tanpa sengaja hanya untuk menyatakan bahwa si pemilik 'tetap update' tapi yang isinya sama sekali tak menceritakan apa-apa. Dan saya pun menutup halamannya.
Memaksakan Topik Posting
Kebanyakan blogger sekarang lebih memilih topik menarik (posting) tertentu karena dianggap laris manis. Tapi, dalam saat yang bersamaan blog-blog lain juga membuat posting blog yang sama. Sepertinya, blog-blog sekarang sudah membentuk sebuah musim hingga terlihat mengikuti satu sama lain. Ini bukan copas maupun riview, hanya saja mengangkat ide yang sama kedalam konsep menulis sering membuat pembaca merasa bosan, “saya sudah membaca topik yang sama....”
Memaksakan topik posting bersamaan dengan ego, secara tak sadar mengurangi bobot tulisan. Dalam pemikiran blogger ketika musim itu telah tiba “harus cepat diselesaikan sebelum blogger lain merilis topik yang sama”. Manusia tak sempurna tak terkecuali dalam membuat tulisan, dengan memaksakan topik menarik bisa membuat tulisan semakin tak sempurna. Anda tak menemukan diri disana, posting itu tercipta dari sebuah ego.
Kenapa harus memaksakan topik posting blog? Dalam sebuah pasar tak semuanya menjual sayuran, berbagai jenis dagangan dijual dengan harga yang variatif pula. Tentunya, seseorang yang berbelanja tak hanya membeli daging. Mereka juga melihat beragam jenis dagangan walaupun hanya membeli beberapa diantaranya. Sama halnya dengan blogging yang tak luput dari konsep menulis, kenali diri sendiri dan nantinya tulisan itu mengalir kedalam posting.
Seperti Posting Novelis Atau Blogger Papan Atas?
Banyak,... tapi sayang tulisannya tak karuan. Kita bisa menilai seorang blogger berubah menjadi lebih baik melalui posting pertama hingga terakhir. Kalau tulisan itu semakin jelek, dia tak menemukan diri didalam posting. Dengan gaya bahasa bak Novelis ataupun Blogger Papan Atas yang siap mengguncang pembaca, jangan memaksa walaupun masih dalam tahap belajar. Bagaimana menemukan diri didalam posting? Tentunya hanya diri Anda yang bisa menentukan pilihan terbaik, kenali diri!
Seseorang yang belajar melukis tapi tak memiliki jiwa seni, puluhan tahun belajar tak akan menghasilkan karya besar. Bakat.... tak terkecuali blogging yang memang membutuhkan bakat untuk membuat posting topik tertentu.
Saya sendiri secara tak langsung sadar sudah memaksakan diri dalam menulis. Beberapa posting disini menggunakan “Aku” yang sebelumnya lebih sering menggunakan “Saya”. Saya akui ini ego, berharap tulisan-tulisan itu semakin baik tapi ternyata tidak. Setiap membuat post harus editing puluhan kali hanya untuk menggunakan “Aku”. Ini beban,... yang secara formal lebih nyaman menggunakan kata “Saya”.
Mendahulukan Ego dalam posting.. ..tak selamanya menjadi lebih baik dan menguntungkan. Bagaimana dengan kalian? Sudah menemukan diri didalam posting, atau mengikuti ego?
menemukan diri dalam posting? hmm, sudah blom ya?
BalasHapusego? jangan2 iya?
gak taulah, menurutmu gimana emang bang? :D
*geleng2* Mbak Niq... :D
BalasHapuskalau saya mungkin terlalu memaksa saja, jadi walaupun udah setahun lebih ngeblognya tulisannya tetep aja ga karuan...
BalasHapustapi seandainya blog saya diterima oleh Google AdSense saya pasti berusaha gimana caranya biar tulisannya bisa lebih baik walaupun ngga ada bakat nulis bang :D
Kalau ada banyak topik yang sama dalam waktu hampir bersamaan, bisa jadi karena ada motif "nembak keyword". Contohnya saat Google Adsense resmi mendukung konten berbahasa Indonesia. Saat itu, banyak sekali blogger yang menulis mengenai kabar tersebut. Saya sampai bosan dan tidak punya selera lagi membaca isinya jika dari judulnya sudah ketahuan cuma ingin mengabarkan bahwa Google Adsense sudah support bahasa Indonesia.
BalasHapusPertama kali info tersebut sebenarnya saya ketahui lewat Facebook. Jadi, ketika ada blogger yang mempostingnya beberapa hari kemudian, sebenarnya sudah cukup basi. Kecuali jika pembacanya tidak aktif di jejaring sosial.
Lagipula, saya rasa kalau motifnya sekedar nembak keyword, mereka salah/keliru. Apakah kira-kira ada pengguna Internet yang menggunakan keyword "Google Adsense Sudah Support Bahasa Indonesia" melalui mesin pencari? Saya rasa tidak ada karena keyword tersebut sudah sangat informatif.
Jadi, alangkah lebih baik jika blogger membuat judul dan pembahasan lain, daripada sekedar ikut-ikutan memberitakan masalah itu. Misalnya, kenapa tidak membahas tips atau cara agar blog berbahasa Indonesia bisa diterima oleh GA aja. Atau topik lain semisal tips meningkatkan potensi klik iklan GA. Itu pun bagi yang sudah berpengalaman soal itu.
Aku belum begitu menemukan jati diri, terkadang aku masih suka mengangkat topik yang sedang hangat dibicarakan. Tapi aku ingin tampil beda dengan menampilkan apa yang ada di dalam kepala.
BalasHapusMenulis itu mudah? Aku gak percaya.
waaahhh gak tahu deh aku sudah menemukan atau gak.. kalau mas menilainya gimana? :p
BalasHapusyang pasti dari segi gaya tulisan aku dulu nulis warna warni.. sekarang mah males diwarna warna lagi.. lalu soal 'aku' nya seh sepertinya lumayan konsisten.. habis sehari hari emang ngomongnya aku.. malah dulu blog lama pernah nulis lo gue.. dan itu susah banget.. hehehehe
Hah! kok sama sih Mas..Beberapa postinganku juga menggunakan aku..tapi karena sdh kebiasaan menggunakan saya, rasanya jadi aneh. Sekarang balik lagi dengan menggunakan saya..
BalasHapusKayaknya aku juga belum menemukan diriku di blogku sendiri. Tidak mengikuti trend sih, tapi masih terlalu gado-gado..pokoknya menulis apa saja yg ingin ditulis..Jangan2 itu ya aku yang sebenarnya?
Sepertinya blog ini bakal sering saya kunjungi ... :) soalnya aktif interaksinya.
BalasHapusSaya jadi ingin sumbang saran, boleh ya :
Menurut saya perlu tidaknya posting dengan ego itu ya kembali pada penulis itu sendiri. Kalau dia merasa nyaman dengan itu kenapa engga? Semakin nyaman penulis semakin baik karya yang dihasilkan. Masalahnya adalah apa yang dicari penulis lewat tulisannya?
Jika memang ada tujuan tertentu dan penulis tau egonya bisa menghambat pencapaian "tujuan" itu .... ? Ada baiknya mengikuti tren, bukan begitu? Tapi kalau mayoritas pembaca tidak mempermasalahkan (terlihat dari jumlah kunjungan rutin) ya berarti tidak ada masalah dengan penggunaan ego dalam penulisan.
Kemudian menurut saya semua orang juga mempunyai potensi menjadi blogger hebat, tanpa terkecuali. Blogging merupakan sesuatu yang bisa dimengerti, dipelajari dan disesuaikan dengan apa yang ada di diri kita.
Waduhhh aku menulis pake ego ga ya :-s
BalasHapusAku personal lebih suka pakai aku karena di percakapan sehari-hari pakainya aku, tapi ada sedikit post yang pakai saya. Hehehe, tergantung temanya kali @_@
jadi ngungga GA dului baru berusaha? GA menilai lebih dulu layak atau tidak kontennya :D
BalasHapusYa, sebagian besar memang nembak keyword Mas Is. Tapi ada juga yang lebih mirip musiman, tak terkesan menembak keyword dan bukan bagian dari kontes.
BalasHapusbener itu mas, disaat orang lain ribut2 membicarakan konten hangat, kenapa tak terfikir membuat topik berbeda ya? dan mungkin karena 'terburu-buru' siapa lebih dulu. Ko' jadi mirip balapan :P
mudah ko' Din,... lha ini buktinya,... kamu komen menulis beberapa kalimat dengan mudahnya :mrgreen:
BalasHapuswaduh, jangan tanya ke saya Niee, sulit menjawab. Yang tau itu cuma kamu, bukan orang lain.
BalasHapusEh, padahal 'Aku' didaerah saya sebagai bahasa sehari hari lho, tapi tetap merasa seperti memaksa :(
Intinya, ikuti kebiasaaan dan alur yang bisa kita kuasai. Masa sih kamu ngga tau hobi sendiri, itu kan bisa diangkat kedalam topik :D
BalasHapusSudahlah, ngeblog sesukanya saja. :)
BalasHapussarannya boleh juga Mas.
BalasHapusTapi mereka2 yang seperti itu sudah menemukan jati diri, atau dengan kata lain memang mengikuti kemauan hingga posting mengalir dengan sendirinya. Blogging itu memang mudah, tapi menentukan topik mana yang pantas dijalani tak semua orang melaluinya. Misalnya saja seorang yang hobi memasak membuat topik blog pemasaran, sepuluh tahun pun dia belajar marketing tak membuat perubahan kecuali pemasaran itu mendekati 'produk masakan'. Sama halnya seorang marketing yang menuliskan tentang seni, inti yang dibawakannya tak mengenai sasaran yang ujung2nya nanti bakalan 'menjual' nilai seni.
semua ini berdasarkan bakat dan potensi, sehingga hobi(bakat) bisa diterapakan kedalam blogging melalui pemilihan topik(niche), pasti hasilnya memuaskan :)
kalau 'Aku' enaknya dibuat cerpen, novel, ketimbang dibawakan kedalam blog. Tpi ini menurut saya lho... :)
BalasHapusSetuju Paman, yang penting posting, ngga usah pilah pilih topik yang nantinya jadi beban sendiri :D
BalasHapusmenulis topik yang sama tidak apa apa, asal sudut pandangnya unik, hehe
BalasHapustidak merdeka dalam menulis seperti dicontohkan barangkali karena tujuan ngeblog nya untuk mencari trafik untuk adsense dan semacamnya.
saya sendiri menulis sesuka saya, saya tidak menulis supaya laris trafik, karena saya menulis untuk diri saya sendiri ya, saya menulis suka suka saya saja, semua yang suka ingin saya tuliskan :)
Kalau menurut saya, semua tergantung dari penulis/yang punya blog, soal mau menulis apa saja dan dengan bahasa yang bagaimana pun, itu adalah otoritas-nya. Bagaimana pun pemahaman dan kemampuan orang berlainan, sudut pandang juga berbeda, selama tidak merugikan orang lain, saya anggap itu sah-sah saja.
BalasHapustheme blog.y bagus pak...
BalasHapuskalau masalah postingan ya kadang saya pribadi liat ramai.y dan udah saya coba sendiri,,,thank n salam kenal
Banyak blogger yang seperti tipe pertama itu. Apalagi kalau sedang musim kontes. Banyak blog inti tulisannya sama.
BalasHapuskalau menurutku gampang-gampang susah mas., gampang bila menulisnya asal-asalan hhe., susahnya mencari topik yang tidak membosankan dan menarik., makanya aku jarang update paling seminggu sekali., itupun kalau ada ide untuk topiknya :D
BalasHapuswah ribet kalo begitu ya mas ....
BalasHapusKlo saya mungkin bukan penulis, jadi mau di bilang ego atau tidak itu terserah saja. Yang penting blog buat saya jika ada koneksi yah,,ngeblog klo ga ada yah,,palingan maen facebook. But, ego boleh di pertahankan itu semua tergantung narablog atau yang ngeblog aja sih..
BalasHapusTapi saya sepertinya tetap berpikiran semua orang bisa Mas tanpa terkecuali. Karena memang sudah banyak yang membuktikannya. Yang membedakan hanya kerja keras. Katakanlah seorang marketing ingin membesarkan blog tentang seni .... seberapa kuat tekad dan kerja kerasnya akan menentukan blognya berhasil atau tidak.
BalasHapusjadi apakah kena sasaran? jelas itu perlu waktu. Tapi semua orang tetap punya "potensi" asal mau kerja keras. :)
Nah, ini yang baru aja terjadi mas :D
BalasHapusSaya biasanya menggunakan kata "gue" untuk posting, tapi kali ini saya menggunakan kata "saya", wkkwkww... :lol:
Saya sesuaikan aja sih dengan postingannya, enakan yang mana :D
*padahal sama aja sih :lol:
blog saya isinya cuma apa yang ada dalam hati dan pikiran saya. hehehe. salam kenal kakak. ijin baca-baca ya
BalasHapusMenarik sekali ya Pak idea dan gagasan di atas, sejujurnya saya ga berapa bersetuju dengan pendapat tersebut, tapi ya kan setiap orang itu berbeda pendapatnya. Pada saya penulisan yang baik bukan hanya terletak pada isi atau topik yang kita perbincangkan. Malah hukum tatabahasa yang dijaga rapi. Saya lebih suka membaca penulisan yang gramatis berbanding idea baru.
BalasHapushmmm soal saya dan aku.... awal-awal menulis blog memang pakai saya. Karena waktu itu aku masih memikirkan profesi guru Bahasa Indonesia. Akibatnya tulisan menjadi kaku. Kemudian mulai memakai aku dan terlihat sekali masih kacau pemakaian saya dan aku dalam satu tulisan. Sekarang sih pakai aku kecuali tulisan resmi.
BalasHapusEgo? Hmm mungkin ya, karena yang aku tulis memang tentang diri sendiri sih :D
Saya pribadi menganggap bahwa ngeblog itu untuk mengeluarkan uneg-uneg, syukur-syukur ada yang mengambil manfaatnya. Kalau lagi rajin ya posting (yang artinya berbagi), kalau malas ya tidak (karena tidak ada tuntutan dari pihak lain). Soal memaksakan topik, memang dulu sering, hanya untuk mengejar deadline yang saya buat sendiri, saya buat posting-posting afkir yang notabene repost dan kopipes dengan sedikit adaptasi. Lucu, masih amatiran...
BalasHapushahaha, setuju sama om Antyo Rentjoko nih :)
BalasHapusAda benernya,... soalnya memang belakangan saya nulis untuk memperbaiki tapi sedikit memaksa. ya begini akibatnya :(
BalasHapusIya Mas Suk, memang kalau memaksa paling tidak tak berasa nyaman. Akh,.... saya kadang2 sampe bosen nulis, ya itu tadi... gara2 maksa. Sekarang nulis aja, terserah apa adanya
BalasHapusSudah, nulis sesukanya saja... suka atau tidak,... toh blog itu milik sendiri :D
BalasHapusHahaha,... ya semua intinya koneksi,... saya juga ngga bakalan ngeblog kalau koneksi ngga ada. Yo wes,... ngeblog apa adanya. Ngapain juga dipaksa :D
BalasHapuskalau pakai gue, serasa nginjek Jakarta. Kalau pakai 'aku' serasa nginjek tanah Melayu,... lha... makin rame warna blognya
BalasHapus*rame apa babak belur ya?* :D
Wah, ternyata masing2 disini berbeda. Bagus itu Bu, semakin banyak ragam tulisan nantinya.
BalasHapusHeheheh,... ada yang mengakui....
BalasHapuskalau saya malah kaku memakai 'Aku' rasanya ngga melekat Mbak. Lihat aja beberapa post disini,.. ngga nyaman. balik lagi deh ke 'saya' :(
ya ngga apa, cara cepat pintar dengan membajak. Lihat china,... tapi saya tak menyarankan lho :P
BalasHapusada satu kesalahan fatal yang sempat saya lakukan dalam melakukan kegiatan blogging selama ini mas.. yaitu berusaha mencari topik menarik yang bs laris manis di pasaran tapi gak pernah saya ilmui topik tersebut makanya banyak blog saya yang juntai tak karuan xixi dan mulai sekarang saya sedang konsisten di jalur yang benar yaitu menuliskan pengalaman-pengalaman saya seputar kehidupan rumah tangga saya..walau skupnya terbatas namun saya yakin topik ini gak akan ketinggalan ide karena saya mengalaminya setiap hari :D
BalasHapusLoh, itu lingkupnya gede lho, masalah keluarga ngga ada habisnya, ribuan masalah bisa diangkat kesana. Nice blog untukmu,.. great job :D
BalasHapusalhamdulillah skrg sudah diterima GA bang, walaupun ndaftarnya sampai 4 kali :P , semoga aman dan nggak kebanned...
BalasHapusharus latihan nulis nih :mrgreen:
Honestly to say, postingan ini menarik sekali! Berguna banget!
BalasHapusNgga termasuk kan Om??? :P
BalasHapussepenuhnya setuju dengan tulisan ini, saya jadi berfikir "apa tidak ada bahasan lain yang dibagi?"
BalasHapussaya rasa mereka hanya memandang inspirator mereka semisal tersel*bung (berisi artikel2 fakta unik) atau mgkin tutor blog lain (kalo isinya tutorial), dan lainnya, yg dipandang mereka berhasil di dunia blogging dgn trafik tinggi dan iklan yg luar biasa, padahal jika bisa berinovasi justru malah lebih 'wah' dibanding hanya sekedar ikut2an :D
yah semoga semuanya bisa lebih baik :)