Ads Top

Seberapa Penting Blogger Membaca Komentar?

Tak membaca posting, itu sudah biasa, memberikan komentar yang sama dengan isi posting ataupun komentar yang sama dengan orang lain,... itu luar biasa. Mereka hanya mengejar blogwalking mengharap kunjungan balik. Lalu,... kemana arah dan tujuan blogging bagimu jikalau target utama hanya mengharapkan kunjungan balik? Dan bagi sebagian orang lebih baik tak meninggalkan komentar daripada harus menuliskan komentar yang sama, sebuah keputusan yang pantas ku sebut sebagai blogger sejati (kamu kah itu?...)

Komentar Terlalu Panjang, Melelahkan.....


Ya, itu setidaknya alasan mengapa banyak blogger tidak ingin membaca komentar blog satu persatu, atau sekilas mungkin ada komentar menarik disana. Komentar blog mencapai puluhan, belum lagi balasan pemilik blog yang menjadikannya ratusan komentar. Melelahkan,... tapi itulah kenyataan blogwalking yang sering dianggap sebelah mata bagi kebanyakan blogger.

sutan, komentar

Sisi baik jika kita membaca komentar yang begitu panjang tak hanya berdampak pada blog komentator, tapi juga 'kecakapan' seorang blogger dalam menanggapi sebuah posting blog. Pilihan bijak menurutku, jikalau komentar yang ingin disampaikan sama dengan milik orang lain dan menyambungnya pada bagian 'balasan' (reply) komentar sebelumnya. Kenyataannya, banyak blogger yang terburu-buru seperti mengejar target blogwalking (1 jam mungkin bisa mencapai lebih dari 20 komentar). Aku sendiri terkadang merasa 'geli' dengan tingkah laku komentator seperti ini, mereka tak menyadari bahwa komentar blog sebelumnya sama persis dengan komentar diatasnya. Ini mungkin menjadi salah satu alasan kenapa blogger berkelas tak berkunjung balik, “Anda tak menarik!”
Kenali konsep membaca walaupun di halaman komentar sekalipun. Apa tujuan blogwalking bagimu?

Komentar Panjang Dibagi Beberapa Halaman


Aku sendiri tak begitu tertarik dengan adanya pembagian halaman pada komentar blog, walaupun bukan menjadi masalah ketika kita harus melihat halaman satu persatu. Tetapi bagiku ini menjadi rumit, misalkan saja satu posting dibagi menjadi lima halaman komentar. Tentunya saat pertama kali harus membuka satu persatu dan akhirnya menuliskan komentar. Sudah berapa lama waktu yang dihabiskan, apalagi koneksi pembaca tak secepat mobil Ferari.

Kenapa harus memilih pembagian halaman? Dan sebagian besar blogger yang mengerti tentang blogwalking, biasanya akan menghindari pilihan ini. Alasannya,... kalau kamu menjadi komentator pertama, jangan berharap komentar dilihat orang lain. Posting itu bisa saja mencapai 4 hingga 6 halaman komentar, link-mu tak akan dilihat komentator lain. Dan bagi pemilik blog, soal SEO tak harus saya ulas disini, kalian sudah lebih mengerti kan? Jika tak menyukai halaman yang panjang, sekarang sudah ada Theme yang menyediakan 'hiding' komentar, lebih interaktif tanpa harus membagi halaman komentar. Bagiku ini jauh lebih baik, dan terkadang.....

Komentar Lebih Berbobot Dari Pada Isi Posting


Dan pemilik blog tak perlu berkecil hati ketika posting mereka di cela, di rendahkan, dan di kritik habis-habisan melalui komentar. Itu kelebihanmu hingga membuat orang lain terpancing dan memberikan komentar terbaik mereka. Dan,.... postinganmu lebih lengkap dan anyar.
Berapa banyak blogger yang sanggup menerima kenyataan ketika isi posting mereka tidak sesuai kenyataan? Bagiku, inilah inti dari sebuah blog yang tak luput dari konsep membaca, ketika kalian tak siap dengan kritikan maka lebih baik tak usah posting. Simpan saja sebagai draft, itu lebih aman daripada takut mati sebelum bertempur.

Sesekali, aku malah lebih senang membaca komentar blog lebih dulu dari pada posting blog. Bahkan pernah membaca komentar dan mengindahkan isi posting, kenapa? Karena menurutku yang memberikan komentar lebih menarik dan mempunyai pengalaman lebih dibanding penulis. Dan bersyukurlah pemilik blog karena telah diisi oleh orang-orang sekelas mereka, dan mungkin postingmu menjadi pembicaraan di sosial media lain. Bagiamana bisa?....

Tentu saja bisa, bagaimana caranya.... fikirkan sendiri bagaimana membuat orang lain membaca komentar blog, itu jauh lebih menarik daripada membuat posting blog berkesan 'Wah'

66 komentar:

  1. Untuk menguji mental, kadang kita perlu menulis dan memposting sesuatu yang agak kontroversial atau berpotensi memperoleh sedikit kontra dari sebagian pembaca. Ini sudah beberapa kali saya alami di blog saya. Tapi kontroversial saja tak cukup. Kita mesti membangunnya dengan argumen maupun fakta pendukung yang kira-kira cukup logis.

    Tapi kadang saya juga kurang siap mental dan sedikit down ketika ada komentar yang sangat kritis. Yach, namanya juga proses. Lama-lama juga terbiasa dan tidak down lagi.

    Di sisi lain, menulis sesuatu yang datar-datar saja masih diperlukan. Yang penting ada sedikit sensasi gigitan di dalamnya :)

    BalasHapus
  2. dengan demikian maka saya akan mengajukan pada desainer blog saya agar kolom komentar tidak dibagi2 seperti sekarang ini :D
    padahal gak jarang lho ada yang protes kalau kolom komennya kepanjangan :(
    eh tapi saya gak peduli juga sih soal itu, mungkin karena saya pakai koneksi berkecepatan SUPER ya :P

    BalasHapus
  3. Oya lupa. Masalah paginasi komentar, di satu sisi itu mungkin sangat menguntungkan pemilik blog dari sisi performa loading halaman yang bisa dikurangi. Bayangkan jika jumlah komentarnya sudah ratusan. Pasti butuh waktu loading yang agak lama agar semua komentar termuat.

    Nah, masalahnya, di sisi lain memang bisa menutup/mengurangi peluang terbacanya komentar-komentar lama. Oleh sebab itu, untuk blog saya, maksimal komentar yang bisa tampil per halamannya saya batasi sampai maksimal 100 komentar. Cukup banyak, bukan mas? :) Contohnya di postingan saya tentang acara dua dunia trans 7 yang sampai saat ini sudah ada sekitar 189 komentar.

    BalasHapus
  4. saya juga biasanya baca komennya dulu baru baca kontennya mas:).
    Dan saya juga biasa memperhatikan, konten-konten manakah yang dapat mengusik pikiran seseorang sehingga ia menyempatkan waktunya untuk berkomentar.

    BalasHapus
  5. setuju mas Is, saya malah terkadang hanya melihat 10 komen saja yang ditampilan.
    Wajar-wajar saja kalau pemiliknya sangat memperhitungkan kecepatan blognya.

    BalasHapus
  6. Aku sering blogwalking tapi kadang malas ninggalin komentar, aku pikir kalau komentarku itu bisa memancing emosi yang punya blog mending aku ngalah tanpa berkomentar.

    Kalau kubaca-baca postingan ini kayaknya sedikit menyindir ke postingan kemarin yang menyangkut "makanan ternak" yang dikomentari kritis dari salah satu blogger. Betul dugaan aku, Bang?

    BalasHapus
  7. oia, ada yang kelupaan. Kadang aku suka heran dengan postingan yang baru diupdate beberapa jam tapi komentarnya sudah bisa mencapai puluhan bahkan sampai seratus. Kayaknya blog2 yang gitu banyakan blogwalking tapi isi komentarnya cuma "hai salam kenal" atau komentar pendek "nice post". Sungguh cuma mengejar backlink. Jangan2 tak tau pentingnya search engine ya, Bang.

    *blogwalking via mobile*

    BalasHapus
  8. saya bw masih untuk mencari teman dan lebih suka artikel personal makanya lebih betah baca komen dan reply pemilik blog, jadi terasa lebih akrab
    kl artikel biasa umum , biasanya sy hanya baca saja tanpa kasih komen

    BalasHapus
  9. saya paling benci baca blog dengan komentar dibagi per halaman (yaaa menunjukkan bahwa komentarnya banyak juga sih), karena buatku membaca posting harus dilengkapi dengan komentar, sehingga tidak perlu menulis komentar yang sama dengan yang sebelumnya.... kecuali jika blog itu bukan termasuk daftar BW saja a.k.a numpang lewat hehehe.
    Karenanya di blogku tidak pernah membuat/membagi halaman komentar.

    Meskipun aku jarang membalas komentar, bukan berarti aku tidak memperhatikan komentar. Kadang aku jadikan topik di posting baru malahan. Karenanya aku tidak peduli pada jumlah komentar tapi lebih pada kualitas komentarnya. Dan.... aku lebih suka baca komentar sedikit tapi panjang daripada banyak tapi pendek...ya seperti salam kenal dsb dsb sepatah kata yang hanya menyenangkan pemilik blog (termasuk kata "sharing/motivasi yang bagus" padahal menurutku itu bukan sharing/motivasi hahaha)

    Well, blog ini termasuk blog BWku yang wajib aku baca dengan seksama. Lebih baik aku rapel beberapa tulisan sekaligus daripada quick reading.
    Happy blogging ya

    EM

    BalasHapus
  10. Pernah mengalami saat2 dimana satu artikel punya puluhan komentar bankan mencapai seratusan. Tapi akhirnya jadi kewalahan sendiri ketika melakukan kunjungan balasan. Kalau gak sempat kunjung balik, dibilang sombong.

    Dan soal paginasi sebanrnya dilema, satu sisi pengen perfoma blog yang ringan apalagi dengan koneksi pas2 satu sisi terasa kurang utuh (kayak komentarnya Mas Iskandar aja...).

    Pernah ada yang komplin saat dipaginasi (Mbak Imelda) juga ada yang komplin saat gak pagisasi, katanya kepanjangan dan kalau mau nulis komentar kelamaan scrol-nya.

    BalasHapus
  11. waduh.. kalau aku seh rmang jarang baca komentar mas.. hmmm.. tapi gak juga gak baca sama sekali seh.. kadang dibaca juga sekilas.. hahahaha.. bukan soal cuma mau ngejar link atau apa seh.. cuma kebiasaan aja dari sononya..

    kecuali ada postingan yg pro kontra gt.. itu udah pasti aku baca komentarnya.. atau komen yg dikit (dibawah 10) itu juga pasti aku baca komentarnya..

    nah kalau soal page komen itu juga bermasalah buat aku.. soalnya.. walau gak baca serius.. tapi aku suka sepintas lalu baca komentarnya yg biasanya komentar unik pasti kebaca oleh aku.. nah klo dibagi2 gt jadinya gak pernah kebaca kan yak sama aku..

    BalasHapus
  12. bagi saya komentar pengunjung bisa sebagai feedback buat kita, jadi menurutku itu sangat penting :)

    BalasHapus
  13. Kata seorang blogger senior yang sudah almarhum, "Blogger bijak itu tidak mengharapkan komentar ataupun kunjungan balik" inilah yang sukar diaplikasikan :)

    BalasHapus
  14. Rata2 orang memang tak siap mental, begitupun saya yang dibeberapa post sering mendapat kritikan. Itu biasa dan setiap pekerjaan punya efek samping walaupun hanya satu kalimat. Kalimat terakhir Mas Is benar, pembaca terkadang merasa jenuh dengan postingan yang 'wah' atau terasa berat diterima pembaca. Makanya saya juga mencampur aduk blog ini dengan posting sosial dan blogging. Lumayan, kalau sudah kenyang mending makan buah2an. Biar terasa segar.... :D

    BalasHapus
  15. Jangan egois donk Mbak, ngga semua pembacanya punya kecepatan super. Mending konsultasi dengan designer theme-nya (colek suami tuh...) biar yang lain juga lebih nyaman baca postingannya. Hihiii.... :mrgreen:

    BalasHapus
  16. itu lebih baik Mas, membaca seratus komentar lumayan lama lho. Yang mengesalkan kalau cuma 20-30 komentar, atau seratus dibagi 4, saya kadang2 harus mengingat masing2 halaman komentarnya apa saja, mana yang menarik, akhirnya.... ngga jadi komen :(

    BalasHapus
  17. Banyak blog2 yang membuat orang lain berfikir dan memancing emosional. Blog2 sekarang saya rasa mulai kreatif, saya menyambutnya positif. Jadi terkesan pembaca tak hanya 'membaca' tapi juga berfikir. :D

    BalasHapus
  18. Salah satunya, kalau kamu cermati setiap postingan menarik disini, banyak juga yang menyampaikan kritikan. Itu biasa, ngga mau dikritik,... ya ngga usah posting.
    oh ya,... kenapa tak digunakan kesempatan kritikmu Din? Sering berdebat justru bisa meningkatkan popularitas. Sekali2 bertindak sebagai 'orang medan', berani dan banyak omong *eh :lol:

    BalasHapus
  19. Ada yang bilang 'banyak komen, blognya keren'. Tapi sayang, komennya rata2 cuma satu kalimat.
    Ah,... ngga perlu dicampuri Din, mereka punya hak dan tujuan masing2 :)

    BalasHapus
  20. Posting personal biasanya 'menjiwai pembaca' Mbak Monda, jadi tak heran kalau blogger yang benar2 membaca sering ikut terhanyut didalamnya. Berbeda dengan posting ulasan yang kadang2 membutuhkan fikiran untuk mencerna, bahkan banyak pembaca malah tak mengerti sama sekali

    BalasHapus
  21. Disini juga banyak yang numpang lewat Mbak EM, dan saya biarkan saja. Toh nantinya juga mereka kesal 'ko' ngga kunjungan balik ya?'
    Setidaknya mereka belajar 'bagaimana mengundang blogger lain mengunjungi blog mereka melalui komentar'. intinya seperti itu ketimbang berkomentar satu-dau patah kata.

    BalasHapus
  22. WADUH, 2 blogger favorit saya sudah mengeluhkan hal yang sama, harus cepet2 demo sama desainer niy u/ mengubah tampilan komentar yang dibuat parsial gitu hiihihih

    BalasHapus
  23. Memang dilema mas Alam, tapi ada baiknya mempertimbangkan paginasi. Setidaknya kalau mencapai ratusan bisa mengikuti tipsnya Mas Is hingga seratus komen. Saya rasa itu tepat disamping sedikit menghemat waktu loading dan panjangnya komentar. :)

    BalasHapus
  24. Nah itu dia, kebanyakan pengunjung hampir tak pernah membuka halaman komentar yang dibagi. Menurut mereka 'buat apa sih? yang penting komen muncul'. Padahal komennya sudah lebih dulu tercantum dihalaman sebelumnya. Dilema kan?

    BalasHapus
  25. Sama pentingnya dengan mempertimbangakan posting berikutnya, seperti sebuah perbaikan :)

    BalasHapus
  26. Sukar diaplikasikan? Menurutku tidak Fiz. Tak perlu mengharapkan kunjungan balik, dengan semakin banyaknya link2 kita terpajang dihalaman orang lain, besar kemungkinan ditemukan mesin pencari. Itu sebabnya banyak blogger hanya membuang link, salah satu alasannya cuma mesin pencari :)

    BalasHapus
  27. Terlalu panjang juga dilema lho,.... 100 komentar seperti Mas Is kurasa ideal lho Mbak :D

    BalasHapus
  28. Selamat siang bang Kaget,
    komentar menurut saya penting juga bang, kadang ada pengunjung yg kesasar di blog saya melalui mesin pencari dengan kata kunci yg tidak sengaja diketik oleh komentator...

    tapi sekarang saya jarang sekali bisa BW kayak dulu, jadi postingan saya paling cuma dapet satu atau dua komentar, lagian posting saya juga nggak begitu menarik untuk bisa menimbulkan banyak komentar...karena postingnya kebanyakan nembak "kw" untuk bisa dapet pengunjung kesasar... :mrgreen:

    BalasHapus
  29. Berdasarkan kebutuhan saja sih Mas kalo saya.. Untuk topik tertentu, memang kadang dibaca sampai komentarnya, tapi kalau sekedar numpang lewat, ya komentar biasa aja...

    BalasHapus
  30. wah wah memang master nih yang punya blog ini.. saya salut dengan interaksi pembaca dengan penulis di blog ini :D kalau saya sekarang malah banyak fokus ke konten jadinya jarang blogwalking sehingga komentator saya sedikit banget gak kaya dulu-dulu hehe.. saya juga malas mas baca komentar orang di blog lain paling bacain komen di blog sendiri aja hehe..

    BalasHapus
  31. Ternyata benar juga, saya merasakan tiap buka blognya orang yang komentarnya terbagi2 berasa ada yang ilang...
    Dan setelah baca uraian postingan ini sayapun segera melebarkan potongan2 itu, jadi kompromilah.
    Kalau saya potong per lima puluhan kayaknya masih wajar karena dalam 1 postingan yg komen gak sampai segitu

    BalasHapus
  32. Komentar di blog saya belum banyak, jadi belum penting dibagi menjadi beberapa halaman. Kalo nanti saya bagi, mungkin akan saya bagi sampai 50 komentar utama. Membaca komentar sih sering, tapi yang postingannya sedikit kontroversial dan komentarnya rame, dalam arti saling sahut menyahut. Kalo ga, biasanya saya skip aja. :D

    BalasHapus
  33. dulu kolom komentar saya juga ga dibagi menjadi beberapa halaman pak, tpi tetap ada juga yang minta untuk dibagi, karena merasa tidak nyaman katanya. ya udah aku nurutin mereka.. heheh
    Tapi stelah dipikir-pikir dan setelah baca ulasan yg ini, kayaknya lebih baik dikembalikan ke semula lagi.
    Triamakasi pak.. :D

    BalasHapus
  34. betul mas.. kalau komentar dibatasi jadi males baca soalnya harus ngeload terus :D
    mending kayak saya.. scrolling ke bawah :D

    BalasHapus
  35. betul mas.
    Dari pada sekedar mampir dan berkata pertamax atau bensin:)

    BalasHapus
  36. membaca kalimat ini "Komentar Lebih Berbobot Dari Pada Isi Posting" saya jadi inget klo lgi berkunjung ke slah satu situs portal berita populer jika ada artikel kontroversial saya psti buru2 mnuju kolom komentar baca sampai habis krna yg brkomentar lbih hot dri isi artikelnya :))

    BalasHapus
  37. klo ane sll memperhatikan ato membaca tiap komentar yg masuk namun ga bisa balas satu2 heheheheheheh...............

    BalasHapus
  38. Berkomentar hanya untuk mendapat kunjungan balik :? itu seperti fenomena like this di situs jejaring sisial. Sama-sama gak mutu dan gak akan menjadikan kita berbahagia dengan apa yang kita miliki. Berkomentarlah sewajarnya, dan apabila tulisan nya layak dan memang latyak dikomentari panjang ya biasanya itu yang saya lakukan. Saya sendiri (bukan nya egois) kalau yang ada komentar yang seperti itu aku biarkan saja, dan kadang meski aku bebaskan dari kerangkeng askimet tapi hanya untuk sekedar membuat hati sang komentator senang. Untuk kunjungan balik, ya suka-suka diri ini saja lah :lol:


    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    BalasHapus
  39. betul sekali Mas.dengan begitu selain mendapat kunjungan balik,kita mungkin akan mendapatkan suatu hal yang tak terduga dikotak komentar.dan itulah arti blogger sesungguhnya.

    BalasHapus
  40. betul gan, karena ngejar target BW, sehingga artikel ndak dibaca, yang penting komen dulu.

    BalasHapus
  41. Aku selalu serius menulis dalam blog, harapanku bukan supaya komentar2nya juga serius karena itu sama saja boong. Tapi biasanya ketika tulisanku menarik menurut orang, beberapa komentar yang masuk pun juga tak kalah menariknya dan cenderung memperkaya konten yang kubangun.

    Beberapa kasus di postinganku, komentar malah dijadikan arena diskusi dan ini sangat menarik.

    Bagiku, komentator yang memilih untuk tak berkomentar serius atau sepantasnya, sama saja artinya dengan memperolok muka sendiri di muka khalayak :)

    BalasHapus
  42. saya tukang komen, sebisa mungkin meninggalkan komentar.. tujuannya? agar penulis tahu kalau saya sudah mampir, itung2 absen gitu, padahal kalau ga mampir ga dicariin juga sih hihi. Tapi sejauh saya memposting belum ada yang mengkritik postingan saya, mungkin mereka tidak tega melakukannya :)

    BalasHapus
  43. Sudah mending ada yang kesasar, malah berbaik hati ninggalin jejak.
    Eh, nembak KW maksudnya 'Kang Wien' ya??? waduh, banyak yang naksir donk :lol:

    BalasHapus
  44. Biasanya kalau yang numpang lewat cuma 2-3 kata, saya malah bingung mau membalasnya. Ujung2nya,... dibiarin aja Mbak

    BalasHapus
  45. Ada baiknya perkaya konten, itu juga bagus kok. Peluang di mesin pencari lebih besar. Soal komen kesampingkan saja dulu, tergantung masing2 :)

    BalasHapus
  46. Ah, iya... saya lupa kalau blognya Pak Mars termasuk. Maaf ya Pak,.... 50 komen saya rasa cukup fair dibanding yang lalu :)

    BalasHapus
  47. Saya pun tak juga membaca komen yang singkat, buat apa.. toh isinya itu2 juga. Kalau yang panjang lebar terkadang lebih padat dari isi posting, itu yang menarik. :)

    BalasHapus
  48. Horeee,.... banyak yang ikutan. sekalian disini juga banyak yang protes soal paginasi. Katanya merepotkan, link komentator ngga keliatan :D

    BalasHapus
  49. Kalau bang Tomi saya tau lha.... scroll kanan saya malah tipis, sampe capek roll terus :P

    BalasHapus
  50. Waduh,... yang ini sulit.. setau saya yang komen disana itu lebih tak terkendali, kadang2 suka menyudutkan satu sama lain :(

    BalasHapus
  51. cukup dijadikan masukan dan acuan, siapa tau postingan mendatang bisa menggunakan ide komentator :)

    BalasHapus
  52. Betul mas sugeng,... ngga dipaksa mengomentari blog orang lain. Kalau memaksakan dalam kondisi tubuh tak memungkinkan, bisa2 tertidur pulas didepan monitor gara2 mikirin komentar. :P

    BalasHapus
  53. Tak terduga? Seperti lucky draw begitu?
    Biasanya sih komentator yang paling agresif sering mendapat kunjungan balik dari pemilik blog dan pengunjung lain (sebagai bonusnya) :D

    BalasHapus
  54. Nganu Om,.... aku juga pernah komen singkat disana,.... haduh *nutup muka sendiri*

    BalasHapus
  55. Masa sih, memang Mbak Nuf postingan curhat ya? Biasanya orang takut menyinggung kalau menyangkut pribadi :)

    BalasHapus
  56. wakakak...bukan itu lah bang maksudnya :lol:

    perasaan ne kolom komennya kemaren udah ga ada satpamnya, kok sekarang ada lagi? :D

    BalasHapus
  57. di tempatku jarang yang komentar,
    ya nggak papa,
    sumonggo... :D

    BalasHapus
  58. Dulu di awal blogging saya juga pernah dikritik dan mendapat komentar pedas dari beberapa blogger dan belajar dari itu Insya Allah semua postingan saya sekarang ni bisa lebih berkualitas dan bermanfaat untuk pembaca blog saya

    BalasHapus
  59. Bener begitu, kala sempat saya coba lirik2 kesana :D

    BalasHapus
  60. Bukan ngga komen Mas, malah bingung mau komen apa. halaman sampean pantesnya dishare di socmed. dulu pernah saya lakukan pada seorang temen yang lagi jalan2 kesono :D

    BalasHapus
  61. Saya baca komentar hanya sekilas :D.. yang penting link yg memberikan komentar :)))

    BalasHapus
  62. saya suka blogwalking,dan komentar.manfaatnya banyak sih.selain bs saling tuker link,tp jg bs kenal bnyk lg ma blogger2 lainnya.
    btw,logo/icon-nya gan mengerikan.. jd inget illuminati.hehehe :D

    BalasHapus
  63. Banyak orang suka membaca. Seperti saya pun juga suka membaca. Tapi saya lebih suka membaca artikel di buku atau majalah dibanding di Blog itu karena ketika saya berlama-lama di depan layar monitor membuat mata saya cepat lelah. Selain itu saya juga tidak bisa fokus ketika membaca artikel di internet. Karena biasanya saya membuka lebih dari satu tab. Dan suka berpindah2 tab. Seringkali baca artikel malah sambil chatting sama teman di FB.

    BalasHapus
  64. waduh,.... sampean ko' berlebihan soal icon saya. cuma gambar ko', ngga ada hubungan iluminati :D

    BalasHapus
  65. Wah, kalau begitu Anda belum fokus, coba sesekali fokus membaca dan keluar dari chat sementara. membaca didepan layar sebenarnya tak melelahkan jikalau mengerti memilih jenis tampilan tulisan

    BalasHapus
  66. sudah pernah tak coba mas. Saya juga pernah diskusi sama teman-teman perpustakaan. Dan mereka juga rata-rata mengalami masalah seperti saya

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.