Ads Top

Untung Dan Rugi Blokir Status Facebook

Banyak orang merasa kesal dengan status Facebook yang dinilai tidak sopan, terlalu keras, atau bahkan menjijikkan dengan status alay pengguna Facebook yang update setiap saat. Facebook tidak seperti Twitter, pengguna Facebook sangat beragam mulai dari anak dibawah umur hingga manula yang juga tak ingin ketinggalan zaman. Lalu, dimana letak permasalahan yang kerap membuat kita kesal dengan status facebook 'mengganggu' tersebut? Permasalahan bukan pada aplikasi, melainkan pengguna Facebook di negeri ini memang belum familiar dengan tools yang disediakan, kebanyakan dari kita menggunakan secara default.

Atur Status Facebook Kepada Pendengar Yang Tepat


Dan judul kita kali ini membahas status Facebook karena tak hanya saya pribadi, tetapi banyak pengguna Facebook lain juga mengalami rasa kesal dibalik status-status 'tak pantas'. Facebook memang merajai tanah air, tapi pengguna yang benar-benar menggunakan aplikasi dengan sebaik mungkin berjumlah sedikit, menurut saya satu diantara sepuluh Facebooker menggunakan status mereka secara professional.

status facebook, tampilan facebook

Professional?.... Maksudku membagi status Facebook kepada pengguna yang tepat, bukan dalam lingkup kerja. Seorang remaja membuat status Facebook berisikan kata-kata lebay saat mengalami putus cinta, kemudian orang tuanya membaca status yang sangat memprihatinkan dan berfikir “Apakah dia nekat meminum sebotol racun serangga?...” Tentu saja tak hanya orang tua, bahkan seluruh teman yang terhubung ikut membaca hingga suatu ketika seorang diantaranya terpaksa harus 'menyembunyikan status' untuk selama-lamanya (karena muak dengan status lebay yang muncul setiap waktu).
Nah,... ada dua kerugian disini,... kekhawatiran dan hilangnya pendengar status Facebook Anda. “Loh, inikan status saya, keberatan atau tidak bukan urusan Anda kan?”
Memang benar, dan setiap orang bebas mengutarakan isi hati dan fikiran dalam sebuah status, tapi coba fikirkan sekali lagi ketika satu persatu teman kalian 'menyembunyikan status Facebook' didinding mereka. Untuk apa membuat status facebook kalau tak ada yang membaca atau meresponnya?

Mempermudah Status Facebook Melalui List


Kalian mungkin sudah tahu bahwa Facebook menyediakan list dan mungkin sudah kalian gunakan. Tapi, seberapa sering menggunakan List dalam membagi informasi melalui status? Dan memang dalam beberapa pengamatan saya terhadap teman-teman sekitar, bahwa mereka membagi status Facebookberdasarkan default (Publik), bukan memilih list ataupun khusus kepada kalangan tertentu.
Sekali lagi, ingat bahwa lingkup jejaring sosial facebook sekitar Anda, apakah hanya sebatas kalangan se-usia atau banyak orang tua yang juga sedang menyaksikan gelagat kalian sebenarnya.
Mungkin kalian jarang melihat status Facebook saya berseliweran didinding 'umum' karena berbagi kepada orang yang tepat. Saya membuat beberapa list yang memisahkan berbagai kalangan, diantaranya 'Older, Man, Woman, Yang Gaul, Rekan Kerja, Keluarga, dan banyak lagi'. Jadi, ketika saya ingin mengumpat (berkata tak layak) maka saya cukup membaginya di list 'Just Carzy' (List yang berisikan sekumpulan orang gila, tak kenal sakit hati, dan sering menggapi sesuatu tanpa serius). Kalau kalian berminat 'Alay' buat saja list sekumpulan orang-orang yang sejalan dengan Anda, ini lebih efektif tanpa harus mengganggu dinding orang lain dan menghindari 'penyembunyian status Facebook' dari teman yang jelas sangat merugikan. Dengan membuat cara, Anda juga tak direpotkan dengan menyebut nama pengguna stau persatu dalam status Facebook, cukup gunakan list.

Tak Bijak Blokir Status Facebook Berbentuk Penawaran Dan Fan Page


Satu hal yang paling membosankan ketika salah satu teman, Toko Online, ataupun Fan Page berusaha men-Tagging Anda kedalam sebuah foto, yang pada hakikatnya tak ada hubungan sama sekali dengan diri Anda. Seseorang yang tidak mengerti apa pentingnya List akan langsung menyembunyikan status selama-lamanya ataupun melaporkan sebagai Spam, dan menurut saya ini bukan hal yang bijaksana.
Hari ini Anda membenci mereka hingga harus mem-blokir / menutup seluruh status Facebook yang ada, tapi suatu saat mungkin akan menjilat kembali ludah Anda. Ini lebih menjijikkan daripada melihat foto-foto tag mereka, fikirkan sekali lagi!
Saya juga membuat sebuah list 'Fan Of..' yang berisikan Fan Page dan sekumpulan facebooker yang pantas berada disana, yang pada akhirnya membuat bersih halaman saat pertama kali login dengan status-status bermutu. Kita hanya memerlukan sedikit optimasi, dan kenapa harus membenci Facebook yang sebenarnya memiliki kelebihan tersendiri dibanding Twitter, itupun kalau kalau cermat menggunakan status Facebook dalam listing yang tersedia.

43 komentar:

  1. hehhehe saya membuat list lebih detil lagi, meskipun untuk status pengetahuan umum saya buka kepada public. Ini terpaksa karena saya membatasi add friends dengan membuka subcription. Jadi sekarang malah saya delete akun2 yang tidak pernah berinteraksi dgn saya, yang cuma mau "tahu tentang jepang". Tapi masih ragu-ragu apakah list blogger perlu dihapus atau tidak. Karena memilih siapa-siapa yang bisa melihat foto-foto juga makan waktu :D.

    BalasHapus
  2. Saya tidak terlalu ambil pusing sama status fb. Kalo merasa terganggu ya tinggal di unfriend atau "report" saja. Tapi saja cenderung memilih unfriend. Kalo report abuse kasian nanti account orang itu bisa diblokir.

    Sebenarnya ini kan side effect dari social media .... kebebasan informasi yang terlalu bebas. jadi ya sebagai sesama pengguna pintar2 kita saja menyikapinya. :)

    BalasHapus
  3. Sampai sejauh ini, saya lebih banyak cuek dengan status-status yang dianggap tidak penting dan tidak terlalu dikenal.

    BalasHapus
  4. temen facebook saya nggak banyak, jadi saya nggak pernah blokir-blokiran status...lagian saya juga jarang fesbukan...hehe

    BalasHapus
  5. hanggap saza angin lalu vak dengan status geje geje gitu... :D
    why so serious...

    BalasHapus
  6. wah,.... list terlalu banyak juga bikin pusing lho Mbak... Apalagi memilih user yang aktif dan sering mengunjungi halaman facebook kita, itu merepotkan. Tapi,... kenapa harus membatasi Add friend ya? itu kan bisa diatur melalui listing :D

    BalasHapus
  7. Sebenarnya bukan masalah pinter-pinteran pengguna, tapi ini juga efek sosial media yang ikut terlibat menjerat generasi sekarang. Soal status yang dianggap tak sopan dengan membaginya keseluruh rekan, menurut saya kurang pantas lha....
    Ibaratkan begini, kalau seorang pemuda berkata kasar didepan orang yang usianya lebih tua, apa tanggapan yang lebih tua? dengan kata lain kebebasan membentuk karakter 'non Asia'. Saya, kamu, atau kalian yang jauh lebih tua dianggap sama rata walaupun hanya melalui status Facebook.

    Banyak juga facebooker yang terhubung dengan orangtuanya,... tapi masih seenaknya ber-status tak sopan, tak menyadari kalau disana juga ada orang tua mereka. Padahal masalah utamanya hanya tak mengerti membagi status kepada orang yang tepat.

    BalasHapus
  8. Saya pun sebenarnya buka pengguna aktif Facebook, hanya pendengar. Tapi ya itu tadi, penjelasannya sama seperti yang saya utarakan pada Okto :)

    BalasHapus
  9. jangan bilang kalau kamu juga ngga Twitter-an. :mrgreen:

    BalasHapus
  10. aku juga pake list biar status yang ku update sesuai dengan untuk siapa-siapa aja status itu kubuat. Tapi ya akhir-akhir ini karena update status facebook seminggu sekali, jadi filter-filter itu diabaikan aja.

    BalasHapus
  11. wah kalau tidak dibatasi bisa lebih kuota 5000 friends dong hahaha

    BalasHapus
  12. Sebenarnya bukan masalah Asia atau non Asia ... kebebasan itu kan universal jadi tidak terikat ruang dan waktu. Dan pada saat berbicara media sosial ... semuanya bergantung kepada pengguna, jadi bagi pengguna yang bijak tentu seharusnya tahu status facebook bisa memberikan dampak baik bagi dirinya sendiri atau orang lain yang mungkin "merasa" tersinggung dengan status itu.

    Jadi ya tetap kembali ke pengguna-nya. Suatu hal yang sulit untuk mengontrol status fb orang lain, dan kalau pun di kontrol tentu esensi kebebasan menjadi hilang.

    Jadi kalo contoh kasus seorang pemuda berkata kasar didepan orang yang usianya lebih tua ... masalahnya ya ada di pemuda itu, bukan pada karakter suatu ras atau bangsa. Ini lebih pada masalah sosial yang sifatnya personal. Tipe pengguna seperti ini biasanya akan bergaul dengan pengguna facebook lain dengan karakter yang sejenis. (suka berkata kasar, jorok, berbagi gambar tidak pantas, dll). Jika ingin menyadarkan mereka ya harus bicara langsung secara personal dengan mereka. Tapi apa itu efektif? Saya tidak tahu ... dan memang pilihan paling praktis ya abaikan saja (dengan blokir, unfriend atau cara2 lain). Karena pada prinsipnya orang akan menyukai apa status fb kita jika status fb kita memberikan manfaat bagi mereka.

    Buktinya? banyak pengguna facebook yang selalu memberikan informasi bermanfaat, baik itu share artikel blog, atau share berita-berita bermanfaat lainnya.

    BalasHapus
  13. kalau saya jarang buka FB gan, maklum lah orang kuli..
    cara yg agan berikan dah tepat tuh, memberikan status FB hanya ke orang2 tertentu saja melalui list....

    BalasHapus
  14. jarang update status di FB kalo saya . dan yang efektif, harus selektif milih teman, kalo ciri2nya labil, jangan di add lah . hehe

    BalasHapus
  15. Karena saya juga tak aktif2 banget, maka belum merasa terganggu dengan statusnya orang, meski kadang isinya juga memprihatinkan...
    Apalagi kalau ada yg lagi bermasalah dan diselesaikan secara terbuka...
    Kasian aja liatnya

    BalasHapus
  16. Waah, tak terpikirkan oleh saya, terimakasih "pencerahannya", :-D
    Mulai terapkan,,,

    BalasHapus
  17. Lama tak berkunjung neh,ternyata dah berjubel new posting(*harus di baca neh).
    kalo saya pribadi sebenarnya agak terganggu juga dengan status alay orang,tapi kadang gue juga sering buat status kek gitu.heeee.untuk pembagian list,jujur gue belum pernah pake bro.mantap infonya,...

    BalasHapus
  18. setuju juga nech untuk orang yang satusnya berkonotasi negatif yang sebaiknya jangan di baca, dan supaya tidak muncul terus di time liner kita ya kita blokir saya

    BalasHapus
  19. Aku jarang ngecheck FB, lebih sering bikin autopost dari blog untuk ke Twitter dan FB :) Bukannya bosan, tapi terlalu banyak yang perlu dibaca sekalinya ke Facebook dan itu makan waktu! Mending nulis :)

    BalasHapus
  20. waduh mas anto masih baca status FB? :p

    aku udaj jarang banget buka.FB.. sekalinya buka, halaman depan gak pernah aku indahkan..pasti langsung ketujuan misalkan mau lihat foto atau cari info apa gt.. gak pernah buat status lebih dari dua tahun mungkin dan sudah jarang berkomentar 3 tahunan ini.. hehehehe..

    BalasHapus
  21. Walau jarang Facebook-an,... listing juga perlu. Apalagi fans-nya banyak :P

    BalasHapus
  22. Oh, iya... ternyata saya melupakan satu hal disini. "kebebasan"
    Ya, memang suka atau tidak, apapun itu pasti punya dampak. Dan benar juga kalau soal 'teriak-teriak' itu tergantung pengguna, saya rasa memang generasi sekarang sudah jauh dari 'etika' :)

    BalasHapus
  23. saya pun sebenarnya jarang, hanya karena adanya group dan page membuat keharusan login disana, walaupun cuam sekilas membaca wall

    BalasHapus
  24. sama Pak Mars, prihatin. Suka atau tidak, kita harus siap dengan status-status itu saat awal login

    BalasHapus
  25. Ini kan sudah lama digunakan orang, saya cuma mengingatkan karena memang banyak yang tak menggunakan kelebihan list Facebook.

    BalasHapus
  26. Lha wong saya juga jarang ko' Om,... ini cuma sosialisasi pada blogger yang masih pakai Facebook, termasuk group2 itu :)

    BalasHapus
  27. Terpaksa Nie,.... soalnya masih ada kepentingan disana. Soal status sendiri mungkin cuma share link, kalau komen mungkin cuma sebulan sekali :D

    BalasHapus
  28. Menurut saya terlalu dini dan terburu-buru jika kita mengatakan "generasi sekarang sudah jauh dari etika".

    Seperti saya singgung sedikit di komentar, pada kenyataannya banyak juga generasi muda pengguna media sosial yang memanfaatkannya untuk tujuan positif :).

    Jadi bagi mereka yang masih tidak beretika "mungkin" masih dalam tahap pencarian jati diri. Mereka merasa puas dengan berperilaku seperti itu hingga sampai pada saat titik jenuh mereka akan menyadari bahwa ada yang perlu diperbaiki dengan perilaku itu. Tapi ya saya hanya berani bilang "mungkin", karena saya sendiri tidak terlalu mendalami masalah etika dalam sosial media, saya hanya memahami bahwa orang akan tertarik jika kita menyediakan informasi yang bermanfaat melalui akun media sosial kita. :)

    BalasHapus
  29. Saya sering merasa negh dengan status yang berisi umpatan dan sumpah serapah. Pertama saya biarkan namun kalau keseringan ya terpaksa delete karena gak mau ikut2an. Hadewww.... mau narsis koq malah berkata yang enggak-enggak :(

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    BalasHapus
  30. Ya, lebih aneh sih pak, karena jaman saya, friendster dulu gak ada kayaknya status se anarkis, se lebay, atau apapun itu namanya. :D

    oia, ganti theme ini pak? saya baru sadar, jarang berkunjung ke sini. salam.

    BalasHapus
  31. Rusa termasuk sering sih main Facebook. Rusa masih suka buka Facebook.
    Selama ini baik-baik aja sih dengan status teman-temanku. Apa karena jarang mantengin statusnya ya? hehehe.

    Tapi kalau blokir sih belum, kecuali yg teman Facebook kita tiba-tiba jadi toko oline terus tag foto sembarangan.

    BalasHapus
  32. udah tayang lagi nih bang, kayaknya kemaren kehabisan bandwidth ya :D

    BalasHapus
  33. selama ini saya belum mengalami masalah dengan status2 facebook mengganggu tersebut, mungkin karena saya jarang maenan fb paling juga ada satu atau dua..

    tp kalo yg suka tag2 ke barang dagangan itu saya suka langsung remove friend

    BalasHapus
  34. lama2, merasa risih sendiri ya Mas Sugeng ;)

    BalasHapus
  35. Oh iya, saya juga melihat zamannya Friendster malah lebih banyak rayuan gombal, termasuk saya :P

    BalasHapus
  36. Iya Rus,... tag2 itu sekarang jadi senjata, siapapun ikut ter-Tag,.... hadueh.... :(

    BalasHapus
  37. wkkk,... kayaknya bandwith 10GB ngga bakalan cukup, padahal semuanya sudah dikompresi :(

    BalasHapus
  38. Lagi2 cerita yang sama dengan rekan lainnya,... Tagging photo yang menjengkelkan :(

    BalasHapus
  39. menandai foto dagangan itu lah yang sering saya dapatkan, namun demikian saya menggunakan fitur moderasi dalam penandaan foto di fb, jadi ketika ada rekan yang menandai saya, tanpa persetujuan dari saya, tandanya tidak akan muncul. Sedangkan untuk status fb justru saya anggap sebagai hiburan dan mencari ide ditengah keberagaman celoteh teman-teman saya. Tapi ada juga tetangga saya yang rumah tangganya "panas" gara-gara komentar ekstrim disana, walhasil minta bantuan untuk menonaktifkan fb-nya. E e e ... lha kok beberapa hari kemudian minta dihidupkan lagi....#menggelitik hati saya#

    BalasHapus
  40. Saking jarangnya membuka Facebook, terus terang sudah lama tidak memperhatikan teman2.... Kadang kalau upload ya langsung auto dari handset tapi tak menganggap FB menarik lagi hehehehe....

    BalasHapus
  41. pernah juga diblok....waduh tobat saya.....

    BalasHapus
  42. Jika blokir dianggap 'kejam' maka saya sering menggunakan fitur 'unscribe' untuk teman yang sering sekali membuat status keluhan dan alay, atau 'hide story' untuk sebuah status serupa (bukan orangnya).

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.