Ads Top

Musik Rock Klasik, Filosofi Membentuk Karakter Positif Pada Anak

Yang paling menarik ketika saya membaca berita hari ini, bahwa musik rock klasik ternyata mampu membentuk karakter seorang anak, terutama mengurangi seks dan narkoba dalam masa pertumbuhannya mendatang. Kalau sekilas kita mendengarnya, ini terdengar agak aneh, tapi menurut filosofi yang dianut School of Rock sangat mungkin mengubah pola pikir anak-anak sejak kecil dengan cara mendengarkan suara musik keras.


Di zaman sekarang, musik Rock saya rasa sudah sangat jarang didengar, bahkan media menayangkan musik-musik yang saya rasa tidak melekat di hati. Bagaimana tidak, nyanyian anak kecil zaman sekarang sudah bebas melantunkan tembang cinta. Musik remaja lebih banyak melantunkan nada cengeng, dan jarang saya melihat group band yang mau menyanyikan musik rock yang katanya melodi sulit ditiru.

Nilai Positif Musik Rock Klasik


Seperti yang dikabarkan situs Fatherly, gagasan School of Rock tidak terlalu berangan-angan, mereka hanya bertujuan agar dalam masa perkembangan anak bisa bersemangat. Musik rock yang diajarkan umumnya rock klasik, bukan intrumen klasik seperti Mozart ataupun inrument biola. Menurut filofosi, musik rock klasik jauh lebih baik dalam pembentukan karakter dibandingkan instrumen klasik. Sekolah ini mengajarkan musik kepada anak-anak usia 6 hingga 8 tahun, biasanya diajarkan rock kalsik seperti Nirvana, Rolling Stones, Metallica, Guns N Roses.

Kita bandingkan, saat ini banyak orang tua yang memasukkan anak-anak mereka ke sekolah musik intrumen, umumnya kursus piano. Kursus intrumen alat musik biasanya diajarkan dengan metode serius, hening, dan penuh konsentrasi, yang menurut filosofis bisa membuat seorang anak stress. Berbeda dengan mengajarkan anak-anak musik rock, mereka bebas, nada terdengar bersemangat. Bahkan sekolah musik rock untuk anak hanya mengajarkan latihan musik 15 hingga 20 menit sehari, tujuannya bukan membuat sanga anak pintar melantunkan musik rock klasik, melainkan menciptakan emosional alami dari nada keras.

Saya sejak dulu menyukai musik rock klasik, karena masa anak-anak berada diwilayah kost anak kuliah. Setiap hari setidaknya lebih dari 2 jam mendengarkan musik rock klasik, dan sampai sekarang pun saya masih menyukai band-band era akhir 80-an hingga 90-an yang tiada bandingnya dengan musik sekarang. Karakter penggemar musik rock itu beda, ketika mereka dilanda kesusahan, kesedihan, kemudian mendengarkan musik-musik keras, dampak penampilannya tidak begitu terlihat walaupun di hati begitu kelabu. Beda dengan anak zaman sekarang, seorang pria diputusin pacarnya bisa berminggu-minggu update status kelabu di sosial media sambil mendengar lagu melow.

Saat ini, memang ada sebagian kecil anak-anak yang menyukai musik rock klasik, umumnya diajarkan orang tuanya yang masa muda hidup di era tahun akhir 80-an dan 90-an. Anak-anak ini dibiasakan mendengarkan lagu keras, atau sekedar menurunkan bakat orang tua yang saat ini sudah sangat jarang terlihat.  Dimasa-masa mendatang, mungkin kita akan melihat kembali era musik rock, salah satu alasannya karena kejenuhan dengan musik sekarang dan keinginan masyarakat untuk mendapatkan sesuatu yang berbeda.

Image by School of Rock

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.