Ads Top

Haruskah Makam Menjadi Tempat Pembuangan Sampah?

Manusia hidup dan kemudian mati, mereka dijauhkan dari pemukiman hingga makam tak beda dengan tempat pembuangan sampah. yang menjadi masalah, apakah layak tanah pemakaman berdampingan dengan tempat pembuangan sampah?

Kira kira, seperti itukah gambaran sebuah makam? Mereka yang mati di tempatkan di sebuah pemakaman yang jauh dari pemukiman, apa bedanya dengan TPS (Tempat Pembuangan Sampah)? Hampir tak ada bedanya, bahkan sampah bisa menjadi nilai tambah bagi kaum kecil untuk mengais organik dan sampah daur ulang.


Makam Dan Tempat Pembuangan Sampah


Mungkin pendapat itu hanya tersirat bagi mereka yang sinis dan tak percaya dengan kehidupan lain. Mereka mungkin berfikir ketika tubuh mereka mati dan bukan menjadi masalah untuk di bumi hanguskan ataupun dibuang daripada membuat dunia semakin sempit. Tapi ini masalah religi dimana seseorang mempercayai dan menghormati mereka yang telah mati.

tps, tempat pembuangan sampah, makam

Orang yang sudah mati mungkin menurut mereka seperti sampah, dibuang tanpa harus dihormati sebagaiman dirinya ketika hidup didunia. Tapi kita negara berbudaya dimana makam masih menjadi bagian spiritual dan tentunya tidak bisa membiarkan pemakaman orang tua kita ternoda. Bukan hanya makam muslim, tionghoa, kristiani pun mengalami hal yang sama. Dan sepertinya orang-orang sudah tidak mulai berfikir bagaimana menyelamatkan hidup mereka jauh dari limbah rumah tangga.


Makam Dijadikan TPS?


Anda tau, bahwa jepretan ini nyata! Sebuah pemakaman kaum Tionghoa telah dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS) bagi masyarakat setempat. Tak hanya itu, di lokasi ini juga tersedia makam muslim yang mungkin juga berimbas sama. Jangan tanya saya seberapa luas lokasi pemakaman karena disini satu satunya makam terbesar bagi kaum Tionghoa di sudut kota Medan.

Sampah itu berserakan, menumpuk disepanjang jalan pemakaman. Padahal larangan pembuangan sampah sudah diterapkan dan pernah dibatasi dengan sekat, tapi toh TPS tetap menjadi kenyataan. Apa yang terjadi karena tong sampah yang disediakan hampir tak ada hingga membuat masyarakat terpaksa harus mengurus sampah mereka sendiri. Ya, kita bicara soal pencemaran lingkungan.

Mayoritas penduduk lokasi ini bisa dikatakan muslim dan kristiani, hingga mungkin mereka berfikir bahwa pemakaman itu bukan suatu yang dianggap penting. Suatu hal yang bisa berimbas realitas sosial, saya tak melihat adanya ke-bhineka-an, ternyata kita ini 'berbeda-beda tetap berbeda juga'. Apakah penting makam leluhur mu? Bayangkan bahwasannya pemakaman itu milik keluarga yang hanya dihiasi dengan taman taman sampah. Pemakaman itu lebih dulu berada disana selama berpuluh puluh tahun, hingga manusia membuat dunia semakin sempit.

Tak hanya sampah, makam lain juga sering mengalami penggusuran hanya untuk menutupi nafsu duniawi. Dalam sekejap mereka telah diubah menjadi Mall dan pusat perkantoran.Negara beragama, menganut Pancasila yang sebenarnya tak patut mengecap dirimu. Tak satupun norma itu melekat hingga membuat warna kulit sebuah perbedaan besar diantaranya. Semuanya? Tidak seperti itu, tapi ternyata lebih banyak dari kita tak menganutnya sama sekali. Kita ini rentan,.... rentan perang saudara, “Lo senggol, gua bacok!”

Kita malu, dan memang seharusnya malu menjadi anak negeri yang mengaku cinta tanah air, tapi tak meresapi makna 'cinta' sebenarnya. Dengan menjaga dan melestarikan alam, bahkan seharusnya kita berfikir bagaimana mengurangi limbah rumah tangga. Ada banyak cara untuk mengatasi sampah, seperti memisahkan limbah daur ulang dan organik, tentunya hal ini juga bisa menambah nilai ekonomi tersendiri.

Dan mulai sekarang, kau harus mempersiapkan dimana pemakamanmu nanti. Seperti layaknya memilih perumahan, makam yang sulit digusur hingga tidurmu nyenyak sepanjang tahun.

60 komentar:

  1. Kurangnya lahan pembuangan sampah atau tidak adanya petugas pengangkut sampah membuat warga membuang sampah sembarangan, atau mungkin karena malas untuk menunggu petugas pengangkut sampah datang. Tak ada bedanya dengan membuang sampah di sungai.

    BalasHapus
  2. Sampah memang kerang menimbulkan masalah, perlu kesadaran penuh untuk memperbaikinya, tapi kalau hal ini dibiarkan, wah bisa kacau neh negara,"celoteh teman-temanku ... negara apa ini, ?? negara sampah katanya ... hehehe ".

    BalasHapus
  3. melihat judulnya menarik perhatian saya untuk membaca artikel ini, memang kalau di indonesia pemakaman agak di keramatkan, jadi banyak yang ingin merawatnya dan tidak ingin kuburan yang sudah meninggal jadi rusak. padahal jika kita mau melihat bahwa tubuh itu ibarat rumah, jika rumahnya sudah tidak bisa dipakai ya mirip dengan sampah. nah sampah ini dioalh lagi oleh bumi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia lagi.di negara tertentu, cara penguburannya benar-benar mirip sampah, di seret dan di lempar ke lubang. tq

    BalasHapus
  4. Tidak ada bedanya dengan pemakaman tiongha di bukittinggi yang letaknya di perbatasan kota.

    Dahulanya tempat tersebut bersih cuma kuburan2 tersebut yang membuatnya mengerikan, tapi sekarang sampah dan semak belukar menambah cita rasa tempat tersebut.

    BalasHapus
  5. saya juga pernah melihat hal ini di tv mas, ada sebagian masyarakat pendatang yang rela tinggal dipekuburan Cina, malahan sampai berkeluarga di daerah pekuburan tersebut, mungkin karena susahnya mencari tempat tinggal didaerah sana...

    padahal harusnya tempat seperti itu harus dijaga kebersihannya karena merupakan tempat peristirahatan terakhir ya..

    BalasHapus
  6. Masih mending di sungai, terbawa arus. Kalau begini? apalagi di selingi hujan, baunya itu :(

    BalasHapus
  7. Sepertinya, dan negara lain juga ekspor sampah kesini kan? :(

    BalasHapus
  8. Wah, saya baru dengar kalau ada negara yang menguburkannya di seret dan dilempar. Oh, jangan2 itu negara konflik?

    BalasHapus
  9. Kuburan punya cita rasa? Atau lebih tepatnya menjadi keramat, begitu? :D

    BalasHapus
  10. Saya membayangkan kalau kuburan bisa jadi tempat wisata, jadi bukan sekedar indah bagi yang punya :P

    BalasHapus
  11. waduh bisa beda tuh mas ceritanya :)

    BalasHapus
  12. Di Surabaya makam Tionghoa bernama Kembang Kuning malah dipakai sebagai ajang prostitusi liar, Mas. Bebuat mesum diatas kuburan! Ini tentu saja sama gilanya dengan membuang sampah di kuburan. Samasekali tidak menghormati para leluluhur kita yang dikuburkan disana.

    Masalah pemakaman ini memang jadi masalah pelik kependudukan di kota. Saya tempo hari ada tetangga di perumahan saya meninggal dunia dan warga desa tempat perumahan kami bernaung menolak untuk dikubur disana. Alasannya tanah kuburan sudah hampir penuh. Akhirnya hanya untuk mengubur jenazah saja sampai perlu diterbangkan naik pesawat dari Jogja ke Kupang.

    BalasHapus
  13. banyak yang berpikir, kenapa makam mesti ditempatkan di lahan yang strategis toh ndak bakalan mendatangkan keuntungan. maklum, mas, negeri ini sudah dikuasai oleh kaum pemilik modal.

    BalasHapus
  14. Yang pasti di makam maupun TPS banyak orang mengais rejeki...

    BalasHapus
  15. Walah... kok bisa sedahsyat itu sampahnya? Di suatu tempat pernah pula kulihat kuburan cina buat lokalisasi dadakan setiap malam.. mereka bercinta di sela-sela makam.. hiiii...

    BalasHapus
  16. gawat deh....
    gimana 10 tahun mendatang ya....
    menyedihkan

    BalasHapus
  17. Saya pikir ini karena masalah keterbatasan lahan dan kurang jelasnya tata ruang kota yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Yang jelas TPS dan pemakaman adalah dua hal yang sangat berbeda.

    BalasHapus
  18. kasian banget ya yang di makamkan di situ,

    #tp keluarganya yang di makamkan di situ kok gak membersihkan ya. . ?

    BalasHapus
  19. Sampah itu perlu manajemen bagus. Saya tak tahu apakah pernah ada studi banding soal itu dan ada hasilnya atau tidak. :(

    BalasHapus
  20. saya tadinya mau langsung menulis: saya kalau mati dibuang ke laut aja deh, masih bisa berguna jadi makanan ikan heheheh.
    Tapi masalahnya sebetulnya bukan makam nya kok.
    TPS nya...sampahnya. Karena bertambahnya jenazah tidak seimbang dengan bertambahnya sampah. Satu hari saja sampah bisa nambah berapa banyak? dan itu kalau tidak dipikirkan akan berdampak negatif terhadap masyarakat loh. Sumber penyakit!. Mumpung belum menggunung seharusnya dicari solusinya.

    BalasHapus
  21. harusnya di pemakaman itu menabur bunga, bukannya menabur sampah kayak gitu...

    dodol banget tuh orang ya bang :D

    BalasHapus
  22. miris sekali melihatnya .
    Tapi kalau di Arab sana, tak ada pulsa kuburan semacam di Indonesia ini. Disana, semua mayat ditumppuk-tumpuk aja

    BalasHapus
  23. Penanggulangan sampah dari dulu sampe sekarang di negara ini memang ga jelas. Ga tau mesti digimanain ya?

    Hmm.. *mikir solusinya..

    BalasHapus
  24. Nah, kalau di Kupang memang masih lega Pak :D

    BalasHapus
  25. Sesempit itu kah di seberang sana? Apa ngga bisa di pindahkan ke daerah pinggiran, dan saya rasa lebih gede biaya pesawatnya Mas.

    BalasHapus
  26. Bener Pak, jadi makam itu memang tak usah di perindah. Tak ada gunanya, toh nanti juga bakalan digusur :)

    BalasHapus
  27. Saya kepikiran Pak Mars, kalau sampah di ekspor pasti pemakaman semakin banyak berdiri tenda :(

    BalasHapus
  28. Kuburan China memang enak dibuat tongkrongan Om, soalnya disana ada taman dan tak sesempit makam lainnya. Jadi memungkinkan untuk gelar tikar *eh...* :P

    BalasHapus
  29. Ngga perlu sedih, 10 tahun masih lama ko' :mrgreen:

    BalasHapus
  30. Memang beda, dan jenazah bukan sampah yang bisa seenaknya dibuang kemana saja.

    BalasHapus
  31. Saya sering melihat keluarga mereka membersihkan makam, hanya saja massa setempat 'ngeyel' walaupun sudah disekat dan sekatnya malah ikut jadi sampah.

    BalasHapus
  32. Iya Paman, sekalipun saya belum pernah mendengar adanya studi apalagi sosialisi langsung ke massa soal sampah.
    Eh, tapi negara kita ini memang isinya sampah ya, Paman? :(

    BalasHapus
  33. Wah Mbak, setau saya itu sudah beberapa kali diurus menggunakan alat berat. Bayangin aja ada beberapa truk keluar dari sana yang membawa sampah. Kalau saja itu tak terjadi, mungkin makam2 disana sudah tak terlihat lagi. Masalahnya massa yang sudah menganggap itu menjadi hal biasa dan berfikir bahwa itu 'memang tps' :(

    BalasHapus
  34. Oh, iya.... kalau saja mereka lebih hitam dan terbungkus daun kering, pasti sudah dikunyah :P

    BalasHapus
  35. Di negara ini lebih terbiasa 'mengkramatkan' dan itu sudah biasa, bahkan ada yang menganggapnya tradisi

    BalasHapus
  36. Jangankan mikir menanggulangi, lha itu sampah negara tetangga malah di ekspor kesini :(

    BalasHapus
  37. Biasanya orang cina itu anti banget ama sampah sampah gitu knpa smpe kuburannya kotor gtu y

    BalasHapus
  38. wahh kayaknya pengelolaan pertamanan sera dinas kebersihan daerah kurang nech memalukan ya

    BalasHapus
  39. Heh?
    Makamnya kumuh gitu?
    Ya ampun, sampai dijadiin tempat pembuangan sampah seperti itu :(
    Btw, biasanya justru makam Tionghoa itu bagus2 dan terawat, tapi ini kebalikannya ya :D

    BalasHapus
  40. Ya ga baik juga toh kang kalo dibuang ke sungai. Kalo dibuang ke pemakaman brati ga menghormati yang meninggal, kalo dibuang ke sungai, bakal nyusain yang masih idup --a

    BalasHapus
  41. Apa di sana ga ada TPA khusus?
    kok pada sembarangan buang sampahnya.

    BalasHapus
  42. Kayaknya ini dapat dijadikan peluang bisnis untuk menyediakan lahan untuk pemakaman mengingat makam-makam sekarang sudah mulai padat banget dan kayaknya nggak ada pelebaran makam...salam...

    BalasHapus
  43. waduuuuhh saking sudah kehabisan tempat sampai pemakaman juga dijadiin tempat pembuangan sampah.....

    BalasHapus
  44. Menurut lahan masih banyak mas,cuma lahan yang banyak itu banyak difungsikan untuk Mall,Hotel,Cafe,Office Builiding sehingga untuk lahan pemakaman jadi amat berkurang secara drastis banget

    BalasHapus
  45. Keren banget liputannya dan sungguh ironis sekali, sampai matipun sampah masih mengikuti kita ternyata. yang matinya wajar aja masih dikuti sampah, apalagi yang jadi sampah masyarakat ya bang ckikikikikkkk...

    BalasHapus
  46. hanya merasa prihatin melihat foto bakar2 sampah dekat kuburan :(

    BalasHapus
  47. Yang memalukan hanya massa yang kurang sadar, sekalipun tempat pembuangan disediakan didepan rumah :(

    BalasHapus
  48. Makam mereka identik dengan taman, indah kan? Dan saya yakin, keluarganya sedih melihat fenomena ini.

    BalasHapus
  49. Ada baiknya kalau sampah dikantongi sendiri, tapi ada berapa orang yang mau mengantongi sampahnya?

    BalasHapus
  50. Ada,... tapi jemputan sampah jarang di daerah ini, jadi massa hanya mengambil jalan pintasnya

    BalasHapus
  51. Pelebaran makam? Yang ada sekarang malah makam menindih makam sebelumnya. Dan bisnis makam, siapa yang mau buka ya???

    BalasHapus
  52. Tempat kita luas, cuma belum di kelola dengan benar. Itu saja.... :D

    BalasHapus
  53. Apa ngga kepikiran bagi pemerintah untuk mengalokasi makam di luar kota? Jadi kota itu berisi bangunan, bukan makam ;)

    BalasHapus
  54. Hahaha,... mereka yang jadi 'sampah massa' kalau sudah ditanam, toh ngga ada bedanya kan? :D

    BalasHapus
  55. Mudah2an cuma ada di kota saya :(

    BalasHapus
  56. aaahhh tega banget dah orang2 yang membuang sampah di pemakaman gitu.. Minimal menghormati lah mereka yang telah meninggal. Walaupun udah masuk dunia dimensi lain.. Kalau ada keluarganya yang makamnya banyak sampah juga marah kan pastinya >.<

    BalasHapus
  57. Saya juga ngga seneng kalau melihat makam keluarga begitu,.... Tapi ya itu, semua orang berfikir ego :(

    BalasHapus
  58. loh saya kira.. itu hasil potoshop hehe..ternyata asli ya :D mengrikan..
    bener banget saya aja bingung soal sampah ini soalnya petugas sampah udah lamaa gak ada .. jadi nyari tempat sampah sendiri

    BalasHapus
  59. Lha,.. kan bisa dibawa ke tempat yang nyediakan tong sampah. Ngga repot kan?

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.