Hindari Asap Galakkan Kota Sepeda
Tak dipungkiri, dimana-mana angkutan bermotor terus melaju menghabiskan sumber daya yang katanya kian menipis, mari galakkan sepeda demi kota yang asri.
Bukan hanya rokok yang terkadang membuat sesak nafas orang-orang sekitarnya, asap kenderaan pastinya membuat cuaca kota semakin panas. Nah,... di kota saya, lebih tepatnya kota Medan, yang namanya becak semakin langka digunakan. Mereka tergantikan dengan becak bermotor, apalagi pengendara sepeda yang sangat jarang saya lihat.
Bukan hanya rokok yang terkadang membuat sesak nafas orang-orang sekitarnya, asap kenderaan pastinya membuat cuaca kota semakin panas. Nah,... di kota saya, lebih tepatnya kota Medan, yang namanya becak semakin langka digunakan. Mereka tergantikan dengan becak bermotor, apalagi pengendara sepeda yang sangat jarang saya lihat.
Gunakan Sepeda, Warga Bersedia?
Pertanyaan itu mungkin terputus begitu saja, mengingat kesibukan warga kota menilai bahwa becak dan sepeda tidak menghasilkan titik terang mengejar waktu dan kesibukan profesional muda. Satu hal yang pasti masalah kecepatan, semua tertunda dan mungkin jauh tak membantu kegiatan yang katanya harus 'super cepat'.
Kalau kita bicara soal energi, tentunya tak akan ada habisnya dan terbantahkan dengan kebutuhan manusia yang tak pernah cukup. Saya tak mau bicara soal energi, sulit dibahas dan diluar jangkauan #politik yang kita sama-sama tahu kemana dan untuk siapa energi kita. Yang menjadi pertanyaan, ketika kita berencana dan mengajak warga untuk ramai-ramai menggunakan becak dan sepeda, siapa yang bersedia?
Mendayung tentunya menghasilkan keringat, apa warga mau datang ke kantor bermandikan keringat? Semua ini berawal dari kebiasaan, jam berapa biasanya Anda pergi kerja menggunakan kenderaan bermotor, artinya Anda harus bangun lebih pagi agar bisa menggunakan sepeda.
Tidak itu saja, bagaimana pemerintah daerahnya? Apa di kota saya sangat mendukung? Sejauh ini saya tak melihat pengendara sepeda dipagi hari, apalagi melihat lintasan khusus sepeda, bahkan trotoar dipagi hari lebih sering digunakan sepeda motor. Menyedihkan, pagi hari yang seharusnya penuh udara segar terkontaminasi dengan karbon yang sering membuat sakit kepala.
Bagaimana dengan becak? Becak biasanya menunggu pelanggan mereka didepan jalanan kecil, atau berada di dekat sekolah. Dan sekarang kedudukan mereka banyak tergantikan dengan becak bermotor. Kemajuan dan murahnya teknologi bukan alasan menghapus kenderaan ramah lingkungan, bahkan Portland dan Copenhegen yang lebih maju dari kita masih mengutamakan sepeda.
Jikalau Pemerintah Mendukung Kota Sepeda
Impian, ternyata saya cuma mimpi,.... sejak kapan pemerintah kota saya berfikiran mewajibkan sepeda berkeliaran dijalanannya? Nantinya bakal jarang adanya pemeliharaan jalan yang awet, cat-cat marka tahan lama, kemudian dana alokasi pemeliharahan dialihkan atau ditambahkan ke perencanaan lain. Pemerintah kota saya setidaknya memikirkan penggunaan sumber daya dan efek gas rumah kaca, warga serasa mandi uap. Amsterdam, Portland, Copenhegen, Boulder, Sandnes, Berlin, masih banyak kota maju yang sudah mengenal mesin modern tapi mengagungkan sepeda.
Bukan zamannya lagi memikirkan nilai yang harus masuk ke kantong-kantong tak bertanggung jawab, setidaknya berfikir bahwa pemerintah dan warga tingga di kota yang sama nan terik.
Kotaku penuh sepeda dan pejalan kaki, impian yang mungkin terlihat ketika saya uzur atau bahkan tak pernah melihatnya sama sekali.
saya gak setujuuu hehehe boong ding
BalasHapussetuju ajalah
walo saya gak bisa naik sepeda :D
Wah, hari gini masih ada yang ngga bisa naik sepeda :lol:
BalasHapusdulu pernah naik sepeda, tapi jika yang lainnya gak mau malah kita yang menghirup asap dari pengandara motor lain gan jadi membahayakan kita juga..
BalasHapussaya berdomisili disolo,dan sudah 1 bulan ini saya bersepeda ketempat kerja,semua harus kita mulai dari siri sendiri,,bike to work go!
BalasHapusKalau jarak tempuhnya gak lebih dari 3 km, mungkin sepeda memang merupakan alat transportasi yg lebih baik... tapi nyatanya hampir semua daerah di pelosok Indonesia, pusat-pusat kesibukan lokasi cukup jauh.
BalasHapusJika bisa, seharusnya ada penataan ulang tata ruang kota :P
Jadi kangen jaman dulu sewaktu ke sekolah hampir semuanya pakai sepeda. Berangkat dan pulang sekolah bisa sambil ngobrol sepanjang jalan
BalasHapuswah saya pencinta sepeda setuju sekali dengan artikel ini... tp kalau nunggu pemerintah sih report.. mendingan bersepeda dari sekarang saja.
BalasHapusWaaahh.. pemerintah kota aku aja jalannya bolong gak dibetulin kok.. mau mikirin perawatan apaan mas anto?
BalasHapuskalau aku udah prg ngantor dr rumah jam set 7.. pake sepeda boro boro deh..
Menurut aku seh bagus idenya.. tapi pelu diperhatikan terlebih dahulu transportasi masal dan bangunan parkir di dekatnya.. kalau rumah dipinggiran kota sepeti aku disuruh naek sepeda ke kantor yg dipusat kota seh ogah :P
Kudu hati2, biasanya angkutan paling rawan dan kebut2an
BalasHapusSiip,... walau ngga semua orang bisa, tapi sudah memulai sendiri dan kurangi polusi :)
BalasHapusNah, itu dia... rata2 daerah industri jauh dari kota, diatas 10 kilo-an didaerah saya. Alahasil, kalau jalur sepeda tak ada, pengendara sudah pasti kalah dan lebih cepat lelah. Belum lagi resiko kebut-kebutan motor
BalasHapusDitempat saya, anak SD ngga mau naik sepeda, apalagi jalan kaki. Padahal jarak sekolahnya ngga sampai 1 Km. :(
BalasHapusNgga usah nungguin pemerintah, bakal sakit hati dan keburu tua.
BalasHapusWkkk,.. kebanyakan wanita pasti bilang ogah kalau disuruh peras keringat :P
BalasHapusKomentar nique selalu aja gak bisa naik sepeda ^_^
BalasHapusHayu ah menggowes ... kring kring!
Loh, jadi udah terkenal tho... :P
BalasHapusayo gowes tiap hari *nasehat untuk diri sendiri* :D
BalasHapussepeda selain keren juga tidak berasap.
BalasHapussalam.
Yuk, hitung2 bantu penjual sepeda biar laris :P
BalasHapus